Langsung ke konten utama

Mandek, Gak Tahu Mau Tulis dan Posting Apaan

Mandek, gak tahu mau tulis dan posting apa. Jika sering mendapatkan kejadian seperti itu, wajar.

Biasanya saya sering ketika ada kebuntuan ide, saya langsung lahap bacaan apa saja.

Dalam membacanya baik artikel atau buku bacaan, yang penting nikmati dan hayati apa yang dibaca tersebut.

Misalkan baca buku Generasi Menulis, seperti tampilan bukunya pada gambar di atas.

Ketika membaca dan belum sampai satu halaman, langsung aja ada ide baru. Tapi, setiap lintasan ide baru yang muncul tersebut, langsung ditulis detailnya ya.

Lagi baca nih, kemudian muncul lintasan ide. Saya stop membaca, kemudian ambil kertas dan pena, tulis ide tersebut dengan rinci.

Tulis aja semuanya dahulu. Jangan ada yang di hapus atau pun jika ada yang tidak sinkron, catat di halaman yang lainnya, manatahu juga bisa menjadi bahan tulisan lainnya.

Pernah juga saya hanya catat topiknya saja dan tidak saya detailkan, kemudian saya simpan saja.

Padahal waktu itu, jika di tuliskan semua bisa aja jadi satu bahan tulisan yang utuh. Namun, karena ada rasa malas gerak, akhirnya didiamkan saja.

Pas beberapa hari setelah itu mau mengerjakan bahan postingan tersebut, saya jadi gak ingat lagi dan merasa bahan tulisan yang sudah di catat kemaren jadi kurang sreg atau dirasa kurang penting, sehingga akhirnya gak selesai-selesai tulisan tersebut dari ide-ide yang sudah saya tangkap sebelumnya.

Nah, saya dapatkan insight nih dari buku Generasi Menulis, karya Ahmad Rifa`I Rif`an dengan penerbit Quanta.

Ketika saya mendapatkan atau merasakan bahan postingan yang akan ditulis tersebut tidak terlalu penting, maka saya harus menepis keraguan yang datang tersebut.

Saya harus menyadari tiga prinsip menulis kata penulis buku mas Rifa`i Rif`an, yaitu :
1.Semua orang bisa jadi penulis
2.Semua hal bisa ditulis
3.Semua tulisan ada yang butuh

Pada poin ketiga saya highlight, jadi semua tulisan ada yang butuh ya. Ketiga rasa gak penting tadi muncul, ingat aja poin ketiga di atas.

Saya juga jadi teringat.

Dahulu saya pernah ikut proses recruitment di Ombudsman Perwakilan Sumatera Barat. Setiap proses recruitment saya catat dan jadikan postingan pada blog ini, setidaknya ada 3 judul untuk setiap tahap yang saya lalui dan sudah saya posting, sebagai berikut :

1. Pengalaman Mengikuti Ujian Tertulis Calon Asisten Ombudsman Perwakilan Sumatera Barat Tahun 2019
2. Pengalaman Mengikuti Psikotes Calon Asisten Ombudsman RI Perwakilan SUMBAR 2019
3. Pengalaman Pertama Wawancara Tahap Akhir Pada Proses Seleksi Calon Asisten Ombudsman 2019

Meskipun Alhamdulillah akhirnya saya tidak diterima di sana. Namun, postingan yang pernah saya tulis dan posting pada blog ini, selalu ada yang membaca. Tentu yang membaca dan memberikan komentar serta pertanyaan untuk ketiga judul di atas, pasti orang-orang yang juga sedang dan akan mengikuti tes recruitment lembaga tersebut.

Memang betul, semua tulisan ada yang butuh.

Jadi, jika mandek gak tahu mau tulis dan posting apa, ingat aja 3 prinsip menulis dari penulis buku Generasi Menulis Ahmad Rifa`i Rif`an tersebut.

Pada postingan ini, saya cantumkan juga rekomendasi link, untuk mendapatkan Buku Generasi Menulis yang sudah kita ambilkan dari seller yang terpercaya dengan harga paling miring.

Marketplace Harga Link
Tokopedia Rp. 70.000,-
Lazada Rp. 80.000,-
Shoppe Rp. 79.000,-
Blibli Rp. 75.000,-
Tiktok Rp. 99.000,-

Baca Juga : 4 Poin Kunci Menyederhanakan Hidup

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te