Suatu waktu di sebuah perusahaan. Baru tersadar, kenapa Allah menempatkan saya disini. Ternyata saya memang kurang bersyukur. Sehingga saya harus banyak belajar ngelafazkan rasa syukur. Saya di perusahaan ini seolah-olah di paksa untuk ucapkan rasa syukur atas apa saja yang saya alami setiap harinya. Bayangkan saja, setiap sebelum tidur saya harus WA di Group yang ada atasan saya, apa saja yang harus saya syukuri atas hari-hari yang sudah dilewati. Minimal setiap harinya 9 poin. Jika pada malam itu saya tidak mengirimkan postingan WA tersebut, maka besoknya saya harus bayar denda Rp. 5.000,- kepada atasan saya. Pada awalnya saya amat bingung apa saja poin syukur yang mesti saya tuliskan. Rasanya dalam sehari itu tidak banyak kejadian yang perlu saya syukuri. Pada hari kedua saya semakin terlatih untuk membuat poin-poin hal yang mesti saya syukuri. Hari pertama 9 poin rasanya lama banget memikirkan dan menuliskannya. Pada hari kedua, sudah mulai terlihat 9 poin saja tidak cukup. Banyak