Alhamdulillah, ini pertama kali saya mengikuti test menjadi pegawai lembaga negara sampai tes akhir. Tes akhir ini menjadi penentu apakah saya bisa diterima menjadi salah satu pegawai Ombudsman dari 4 orang yang akan dipilih.
Informasi yang saya dengar untuk yang melamar menjadi Calon Asisten Ombudsman di Sumatera Barat sampai 900 orang, yang lulus administrasi ada 186 orang. Hasil tes tertulis hanya meluluskan 12 orang saja.
Giliran saya wawancara, yaitu pukul 15.40 Wib. Saya orang nomor dua paling akhir di wawancara, karena disusun berdasarkan abjad. Interviewnya berlangsung hari Jumat, 6 Desember 2019 dari pukul 08.30 Wib sampai pukul 16.00 Wib. Limit waktu interview per orang kisaran 40 menit. Adapun pelaksanaan tes interview di laksanakan di gedung Ombudsman Sumatera Barat jl. Sawahan no. 58 Padang.
Saya telah hadir pada pukul 14.45 Wib. Memang panitia pada hari Kamis sebelumnya berpesan agar para peserta hadir satu jam lebih cepat dari jadwal yang telah ditentukan. Ternyata memang benar, saya hanya menunggu kisaran 15 menit saja, lalu langsung masuk ke ruang interview.
Pada interview kali ini, saya berhadapan dengan tiga orang staf ombudsman. Pertama Ibu Yefri Heriani, Kepala Perwakilan Ombudsman Prov. Sumatera Barat, dan ada dua orang Bapak/Ibu dari Ombudsman pusat, salah satunya adalah Asisten Utama Ombudsman Republik Indonesia.
Waktu pelaksanaan interview, pewawancara hanya menitikberatkan pada pekerjaanmu saat ini apa? apa gak sayang meninggalkan karirmu yang telah mencapai puncak kesuksesan? apakah kamu gak sayang tidak bisa mendapatkan bonus tahunan lagi? Apakah kamu tidak sayang, gaji yang bakalan kamu terima di ombudsman tentunya tidak sebesar yang telah kamu terima dahulu? Apakah kamu siap, akan bekerja di dalam ruangan, sementara kamu telah terbiasa bekerja di lapangan?
Waktu pelaksanaan interview saya tersebut hanya berjalan 30 menit saja. Memang banyak menitikberatkan pada pekerjaan yang telah saya lakukan saat ini.
Benang merah yang dapat saya tarik dari semua pertanyaan yang di arahkan ke saya tersebut, yaitu :
1. Apakah saya konsisten dengan pilihan saya untuk bergabung di Ombudsman?
2. Apakah saya bersedia dengan gaji dan pekerjaan yang bertolak belakang dengan pekerjaan saya sebelumnya?
3. Apakah saya orang yang berintegritas tinggi?
4. Apakah saya orang yang loyal dengan instansi tempat bekerja?
5. Apakah saya bisa menghadapi tekanan dan lingkungan kerja di Ombudsman nantinya?
Jawaban yang saya berikan, merupakan jawaban dari hati saya yang paling dalam. Niat dan tujuan kenapa saya ingin bergabung, tentu tidak akan sama dengan 11 peserta lainnya.
Bahan interview ini tentu tidak akan sama dengan 11 peserta lainnya yang mempunyai latar belakang pekerjaan yang beragam, ada yang dari dosen, ada yang dari fresh graduate, dari swasta dan LSM, Advokat, serta ada yang dari honorer PNS.
Jika suatu saat kamu ingin ikut menjadi calon asisten Ombudsman dan sampai di tahap akhir, yaitu wawancara langsung dengan petinggi Ombudsman, saran saya ya silahkan tunjukkan niat dan argumentasimu yang tepat kenapa ingin bergabung dengan Ombudsman serta tunjukkan integritasmu.
Untuk hasilnya Alhamdulillah saya belum dibutuhkan oleh Ombudsman. Hasil tes keseluruhan ini juga ditentukan dari hasil Psikotest, Focus Group Discussion, dan Interview dengan Psikolog, dan interview dengan pihak Ombudsman.
Demikian postingan kali ini, semoga bermanfaat ya sobat.
Bagaimana Saya Mengikuti Tes Tertulis Calon Asisten Ombudsman RI perwakilan Sumatera Barat, baca disini ya.. (tinggal klik judul) >> Pengalaman Pertama Mengikuti Tes Tertulis Calon Asisten Ombudsman RI.
Bagaimana Saya Mengikuti Tes Tertulis Calon Asisten Ombudsman RI perwakilan Sumatera Barat, baca disini ya.. (tinggal klik judul) >> Pengalaman Pertama Mengikuti Tes Tertulis Calon Asisten Ombudsman RI.
Kak.. kalo tes psikotesnya bagaimana ya?
BalasHapusPsikotest-nya standar mbak, seperti kebanyakan psikotest lainnya
Hapus