Langsung ke konten utama

Postingan

Pembayaran Denda Tilang Kedua

Pada postingan sebelumnya berjudul, " Kena Tilang untuk Kedua Kalinya , " masih bersambung. Untuk sambungan cerita tersebut saya lanjutkan pada postingan ini ya sobat.   Sabtu pagi saya bersama istri keluar dari rumah untuk menuju kantor POS besar yang beralamat di Lapangan Banteng.    Sebelumnya saya belum berhasil melakukan pembayaran tilang lantaran antrian yang sangat panjang, serta keterbatasan waktu, di hari Jumat.   Kali ini ketika saya sudah sampai di kantor POS, saya cari lokasi foto copy dahulu di kawasan kantor tersebut. Dari parkiran mobil, saya diarahkan petugas parkir melewati lorong kotak pos yang berjajar rapi. Terlihat ratusan kotak pos, kelihatannya banyak kotak Pos yang sudah tidak digunakan lagi.   Sobat masih ingat, ketika dahulu masukin lamaran, tujukan lamaran Anda ke PO BOX 888 JKP, misalnya.Nah, itu dia kotak Pos yang saya sebutkan di atas.   Setelah mendapatkan ruangan foto copy, saya kemudian copy surat tilang satu rangkap dan ktp dua rangkap. Namp

Kena Tilang Untuk Kedua Kalinya

Ini kali pertama saya kena tilang bawa mobil di Jakarta. Kena tilang kali ini merupakan tilang yang kedua saya kena di perantauan.  Pertama saat bawa motor dari Jakarta menuju Poris Tangerang, saya lewat jalur Fly Over . Saya sudah keempat kalinya lewat di Fly Over tersebut, pas kelima kali baru kena. Hehehe. Dari awal memang saya gak tahu, istri pun juga gak tahu. Sama-sama pendatang baru. Cuma bedanya istri udah dua tahun meninggalkan Jakarta, saya yang murni pendatang baru sebenarnya. Hehehe. Sebelum-sebelumnya istri juga lewat di sini terus. Mungkin kali sejak ditinggalkan jalan Fly Over ini sudah ada keputusan baru gak boleh lewat lagi bagi kendaraan beroda dua. Ya, sudah lah. Akhirnya SIM saya di tahan dan terpaksa saya ambil di Kejaksaan Negeri Jakarta Barat dua minggu setelah kena Priiit pak Polisi. Nah, kejadian kedua saat jemput teman yang missroute . Salah satu teman saya mau join visit dengan Saya dan satu orang teman yang menemani saya visit sejak pagi dari kantor. Jadi,

Kenapa SAPX Mendapatkan Kepercayaan Pengiriman Dari Banyak Kantor Pajak?

Saya pribadi mulai handle kiriman dokumen kantor pajak sejak tahun 2016. Hampir seluruh kantor pajak di satu provinsi tempat saya bermukim sudah bekerjasama dengan kami.  Sejak saat itu, saya mengetahui betul apa kebutuhan pengiriman teman-teman di kantor pajak. Alhamdulillah, sejak saya ditarik ke kantor pusat SAPX. Hampir seluruh kantor pajak di Jabodetabek sudah saya ajukan penawaran kerjasama.  Rerata yang sudah mempercayakan pengiriman mereka kepada kami adalah kantor yang memberikan waktu untuk kami presentasi kepada mereka. Ketika bagian pengadaan, bagian umum, kepala sub Bagian umum, serta PPK telah mendengarkan penjelasan yang saya sampaikan, berupa solusi terbaik yang kami tawarkan untuk pengiriman dokumen kantor, Alhamdulillah mereka menggunakan jasa layanan SAPX. Bayangkan, semua dalam satu waktu, tim klien yang melakukan pengiriman bisa langsung akses sistem khusus yang kami berikan kepada mereka dalam bentuk Web Base.  Mereka bisa melihat foto sipenerima, geo tagging lo

Warga Indonesia Juara Belanja Online Se Dunia

  Ada sebuah email yang masuk kepada saya. Pada email tersebut tertera sebuah link yang mengarahkan saya kepada sebuah situs dengan sebuah postingan yang berjudul "  Riset : Warga RI Juara Belanja Online Meski Internet Lambat. " Ternyata link postingan ini adalah situsnya CNN Indonesia.  Pada postingan, di sampaikan sebuah riset dari perusahaan marketing We Are Social yang berjudul "Digital 2021".    Pada kategori Membeli sesuatu secara online Indonesia menempati posisi pertama di Dunia, mengalahkan Inggris di posisi kedua dan Thailand di posisi ketiga serta Malaysia dan Jerman pada posisi keempat dan kelima.   Sementara untuk kualitas internet di Indonesia, negara tercinta ini berada di posisi 44 dari 46 negara yang di survei. Untuk kualitas internet Indonesia hanya 17,26 Mbps, itu pun juga masih di bawah Nigeria dengan 18,40 Mbps dan juga sangat jauh dari Malaysia dengan 25,60 Mbps.   Jika Indonesia nomor paling wahid untuk belanja online, dihubungan dengan pendap

Pulang Dengan Kepala Tegak

Beberapa hari yang lalu beliau saya jemput di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta Timur.  Pesawatnya landing pada pukul 14.25 Wib, namun saya dan tiga teman seperjuangan telah menunggu beliau sejak pukul 14.00 Wib. Sambil menunggu kami pun nongkrong di sebuah kedai kopi dalam komplek bandara.   Beliau adalah mantan atasan saya. Tujuan beliau datang ke Jakarta adalah untuk menemui atasannya langsung untuk memberikan penjelasan atas suatu persoalan yang membuatnya di mutasi ke kantor pusat.  Setelah beliau sampai, saya mempersilahkan beliau untuk makan siang dahulu dan memesan minuman. Sambil menunggu dan makan siang tersebut, beliau menceritakan penyebab beliau akhirnya datang ke Jakarta secara langsung. Setelah panjang lebar kurang lebih satu jam beliau bercerita, ketiga sahabat yang menemani saya menjemput mantan bos saya tersebut pasang wajah dengan raut kesedihan. Mereka berempati padanya atas kasus yang sedang beliau hadapi. Mantan atasan saya ini, beliau sudah bekerja dengan owne

Bagaimana Mempengaruhi Orang dan Memperoleh Peluang

Bingung mau mengerjakan apa pada hari ini. Tanpa pikir panjang langsung saja saya comot salah satu koleksi di rak buku. Yang saya tarik untuk di baca, yaitu Buku “ Bagaimana Mempengaruhi Orang dan Memperoleh Peluang. “ Beberapa menit baru baca terasa mengantuk. Mungkin saya merasa bahasannya agak berat. Bukunya 313 halaman dengan ukuran buku 13x19 Cm. Akhirnya pada postingan ini ditulis bukunya sudah khatam saya baca.   Alhamdulillah, sudah lama gak khatam dalam membaca buku. Ketika niat sudah ada membaca buku dan ingin menambah wawasan, rasanya perlu konsisten. Melawan segala rintangan, seperti kemalasan dan ngantuk. Ketika tekad sudah bulat akhirnya tuntas baku di baca. Kelihatannya simpel dan saya rasa juga udah lumayan mengetahui dari buku-buku lain serupa yang pernah saya baca. Tapi saya salah, ada banyak yang ternyata belum saya ketahui, dan baru saya temukan pada buku ini. Entah kenapa kelemahan saya saat ini dalam berkomunikasi secara lisan. Jika dibandingkan komunikasi dengan

Pegadaian Digital Dengan Tabungan Emasnya

Mumpung lagi pulang kampung dan sudah berada di rumah orang tua, saya cek lemari dan berkas-berkas penting yang sekiranya bisa saya bawa ke Jakarta, manatahu sangat di butuhkan di perantauan.   Sambil mencari di lembaran-lembaran yang tersusun rapi,  nampaklah sebuah buku tabungan emas pegadaian pada laci lemari besar yang berada di kamar tidur. Ketika saya buka buku tabungan yang berwarna  emas tersebut, terlihat saldo yang ada terakhir sebesar 0,31 gram saldo emas. Itu pun terakhir di isi pada Februari 2017. Hehehe. Terlihat pada waktu itu harga emas masih 500 ribuan per satu gram. Sekarang 1 gram emas sudah delapan ratus ribuan satu gram.   Kalau konsisten saja menabung emas, mungkin sudah banyak emasnya dan bisa dicetak jadi emas batangan kali ya.   Kelemahan tabungan ini adalah nyetornya harus ke pegadaian langsung. Atau pun kalau dibank waktu itu baru bisa BRI dan BNI, sekarang nampaknya sudah bisa virtual account beberapa bank termasuk Bank Mandiri, BCA, Permata dan Maybank.   S