Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Daily Life

Sebelum Semua Menghilang Dari Ingatan

Hari ini Sabtu 29 Desember 2018, sebuah kedai warung kopi, aku bersua dengan seniorku di satu organisasi yang sama saat di kampus dulu. Sekilas, ketika beliau mau parkir motor beserta istri dan kedua anaknya aku tak mengenal beliau. Namun, setelah parkir beliau menatap tajam ke arahku. Baru aku ingat ya, beliau adalah seniorku dulu, Adrian Fetriskha . Maklum sudah Tujuh tahun tidak bertemu.  Jujur, seketika itu ku ingat langsung mengenai blognya. Hahaha. Beliau hobinya menulis dan juga punya Blog. Sesampainya di kantor langsung ku buka blognya.. http://rangtalu.wordpress.com. Sayang tulisan terakhirnya pada tanggal 1 Oktober 2017 udah lama beliau tidak negblog lagi kelihatannya, mungkin karena kesibukan atau hobi baru yang sedang beliau tekuni. Melihat tulisannya yang juga mengispirasi, seketika juga ku ingat blog ini yang sudah lama tidak di Update . Sebentar lagi Desember 2018 menghilang, namun tidak ada satu postingan pun yang tercantum, sayang jika kosong dibiarkan begitu

Kerupuk Kulit dan Sakit Maag

Credit to : Kerupuk Jangek Serundeng Amora Kerupuk kulit atau orang minang lebih sering ngomong Kerupuk Jangek sangat enak dimakan. Saya sangat suka dengan kerupuk yang satu ini,  mungkin juga Anda? Bagi saya kerupuk Jangek ini sangat nikmat jika dicampur pada saat makan yang pedas-pedas, tentu membuat sensasi penyeimbang di dalam mulut, karena kandungan kerupuk kulit bisa menetralisir rasa pedas yang ditimbulkan oleh capcaisin yang terdapat pada cabe. Kebanyakan orang Indonesia pasti sangat menggemari kerupuk yang terbuat dari kulit sapi atau kerbau ini. Meskipun harganya juga lebih tinggi dari jenis kerupuk lainnya, kerupuk ini sering tersaji di hidangan keluarga, apalagi saat ada acara-acara keluarga besar. Kerupuk kulit juga ternyata dapat menghilangkan penyakit maag secara perlahan lho. Udah ada yang tahu belum? penyakit yang sering menyerang bagian lambung ini, biasanya sering menjangkit ke setiap orang yang sering makan tidak teratur dan bisa juga akibat faktor s

Pengaduan yang Tidak Menemukan Titik Temu

Beberapa waktu yang lalu, ada seorang ibu yang datang ke rumah ku. Beliau ternyata mencari Ayah untuk mengedukan persoalannya. Lho kok ke Ayahku beliau ngadunya? Iya, karena baru sebulan ini Ayahku diangkat menjadi RW di komplek tempat tinggal kami.  Saat beliau datang, pas pula ayah tidak sedang di rumah. Ku buka pintu dan pagar, "Ayah sedang keluar, bersama ibu, ada Pesan atau Bagaimana Bu? atau ada yang bisa Riky bantu? Lalu tanpa menunggu lama Ibu tersebut langsung bicara panjang lebar persoalan yang sedang di hadapinya. Setelah sekian lama, "Bu silahkan masuk, manatahu sebentar lagi Ayah pulang,"sahutku. Itupun setelah ku berikan nomor telpon Ayah dan beliau mengajak ku pula untuk ke rumahnya membantu mengatasi persoalannya. "Maaf bu, ini wewenang RT atau RW, saya gak ada apa-apanya untuk persoalan Ibu, baik nya langsung sama Ayah saja ya bu," bilang ku lagi. Panjang beliau bercerita,hampir 20 menit. Persoalanya terkait batas rumah belakang beli

Dipercayakan Kembali Menjadi Anggota KPPS Pilkada Walikota Padang 2018

Penulis sangat suka kegiatan sosial, terutama di lingkungan tempat tinggal penulis sendiri. Dapat bertemu dan bercengkrama dengan warga komplek sangatlah mengasyikkan. Apalagi banyak wajah lama yang sudah jarang ditemui bahkan wajah baru yang nonggol entah kapan baru bergabungnya sebagai warga di komplek penulis tinggal saat ini. Kali ini penulis dipercayakan kembali oleh ketua RT 004 menjadi bagian dari team beliau di Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara. Di Komplek kami tinggal terdapat tiga KPPS. Blok A dan Blok B gabung satu KPPS, Blok C dan D satu pula KPPS dan Blok E dan F satu KPPS Juga. Nomor KPPS nya 12-14, dan penulis karena tinggal di blok C, maka gabung di KPPS 13. Sebenarnya ketua KPPS blok A juga berencana mengajak penulis, namun di rasa lebih efektif bagi penulis, ya..gabung saja di KPPS 13, sehingga lebih memudahkan penulis sendiri menggunakan hak suara pribadi. Kali ini menjadi Anggota KPPS dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Padang yang akan berlan

Terus Bergerak, Jangan Pernah Diam

Pernah ngak sobat, mengalami dimana kondisi malas untuk melakukan apa pun, pengennya tiduran saja atau nonton aja bawaannya? Ini saya rasa sobat juga pernah. Trus apa hasilnya, tentu waktu habis percuma, kita tidak mendapati apa-apa, skill pun juga tidak bertambah, apalagi uang tentu tidak ada pula yang masuk, padahal hidup terus berjalan, malah uang yang ada saat ini untuk biayai hidup kita yang selalu keluar dari kantong, bukan malah bertambah. Bokek dong? Atau sobat pernah pula mengalami paginya sangat semangat sekali, eh tahunya sekitar jam 11 siang, bawaannya ngantuk dan malas-malas saja. Penulis yakin, pasti sobat pernah merasakan hal yang demikian. Biasanya ketika penulis mendapatkan hal yang tidak sesuai, terkadang membuat semangat jadi Down, kalau sudah begitu pengennya malas-malasan saja. Rasanya tidak ada artinya kita mengerjakan kerjaan yang akan kita laksanakan pada hari itu. Padahal, apa pun kegiatan yang kita laksanakan ketika masih searah dengan tujuan kita, m

Bokek Itu Karena ?

Pagi tadi, penulis ke bengkel untuk service motor. Sambil menunggu motor selesai di perbaiki, penulis buka handphone dan coba buka aplikasi telegram. Sudah lama sih, tidak buka aplikasi tersebut. Di telegram penulis hanya tergabung di beberapa group yang rasanya sangat penting untuk penulis join di sana. Banyak ilmu dan wawasan yang bisa di dapatkan dari group tersebut. Salah satu group yang penulis join di dalamnya adalah Group Telegram dari Mas Ippho Santosa. Saking jarangnya buka Telegram, udah ratusan kiriman beliau di group tersebut yang belum penulis baca. Meskipun ada pula pesan chat soft selling dari beliau, akan tetapi lebih banyak lagi sharing-sharing yang sangat bermutu yang beliau sampaikan. Ada salah satunya sharing pendek yang beliau posting, yaitu : Bokek Itu Karena? beliau jawab langsung. Pertama, jawabannya Gak bisa Jualan. Jawaban kedua yaitu gak bisa berhemat. Itulah jawaban yang Mas Ipho Santosa Berikan. Penulis rasa memang itu jawaban yang betul dan sang

Mari Perbanyak Istighfar..

Sore tadi, penulis mendengarkan ceramah Ustad Khalid Basalamah dari chanel Youtube. Judul ceramahnya Perbanyak Istighfar dan Bertaubat, Kunci Dibukanya Pintu Rezeki. Alhamdulillah, diberikan waktu luang sehingga bisa menambah wawasan keislaman dari rekaman ceramah beliau. Semoga, seluruh dai kita atau bagi yang ikut ceramah langsung bisa selalu membuatkan rekamannya dan memposting di Youtube. Ustad khalid mengatakan, "Dosa kita bisa menghambat rezeki." Tidak ada dalam Islam istilah rezeki kita di ambil orang lain. Kita harus menghilangkan kalimat demikian dari benak kita. Banyak hal yang saya dapatkan dari ceramah tersebut. Intinya, Orang yang jauh dari dosa, Allah Swt akan lancarkan rezekinya. Makanya, kita senantiasa harus perbanyak istighfar dan bertaubat atas dosa-dosa yang pernah kita perbuat. Pentesan sahutku dalam hati. Harusnya ada yang ku terima Januari atau paling lambat Februari 2018 kamaren, hingga saat ini masih belum saya terima. Bahkan, saya menyalah

Si Tukang Pangkas Rambut

Saya punya langganan tukang pangkas rambut di Terandam Padang. Rata-rata sebulan atau dua bulan sekali saya selalu mampir ke sana. Terakhir sih, awal bulan Oktober kemaren ku mampir untuk pangkas rambut. Kali ini ku mampir setelah melakukan service dan cuci motor. Ketika service motor saya mendapatkan antrean kedua, jadi bisa lebih cepat selesainya. Saat cuci motor dapat giliran ketiga, sehingga butuh waktu agak lama dikit nunggu motor selesai dicuci dan dikeringkan. Eh..ternyata pada saat pangkas rambut, dapat antrian yang kelima. Waduuh.... Padahal di sebelahnya terdapat tukang pangkas rambut juga. Namun, entah gimana, saya biarlah menunggu dari pada pindah ke tukang pangkas rambut yang lain. Sambil menunggu, saya biasanya baca Group WA kantor dan baca tulisan di group telegram karena lebih irit paket. hehehe...Habisnya  koran di tempat pangkas rambut tersebut, sedang di baca oleh Bapak yang sama-sama menunggu antrian untuk menyerahkan kepalanya..hihihi. Nah, ada yang lu

Badan Pegal, Mau Diurut?

Minggu nan lalu, Feri seorang teman sekelas pada saat kuliah, diurut sama ahli urut langgananku. Beberapa waktu sebelumnya Feri mengeluh ada yang terkilir di bahunya terasa, kemudian badan juga pegal-pegal. " Ky, ada yang kenal ahli urut gak ya?", sahutnya padaku. "Ada Fer", jawab ku. "Riky udh beberapa kali di urut sama beliau. Alhamdulillah lebih segar, pegal-pegal hilang sudah. Coba deh fer," lanjutku padanya. Nomor telpon ahli urut tersebut ku serahkan ke Feri. Namanya Pak Das, nama lengkapnya ku juga kurang tahu. Biasanya Ayahku memanggil beliau dengan sebutan begitu. Rumahnya kisaran 16 menit jika menggunakan motor dari rumahku. Biasanya, jika kita butuh ahli urut, calling saja beliau, sesuai jam yang telah kita sepakati, beliau akan datang ke rumah kita. Lumayan banyak juga langganan beliau. Disamping itu, banyak juga murit beliau yang sudah diajarkan untuk urut. Selain urut beliau juga bisa bertukang. Keseharian beliau kalau tidak menguru

Perang Menjadi Penguasa Rumah...

MasyaAllah, Tanaman Sawo dipekarangan ku tumbuh dengan suburnya. Semoga ke depan, aku bisa memetik buahnya dengan banyak, sehingga bisa pula berbagi dengan tetangga di sekitar ku. Aamiin. Tanaman hias di tepi jalan yang ditanam Ayah juga subur. Tatanan yang cantik, bunga yang beraneka ragam warna memanjakan mata memandang. Alhamdulillah, berkat hujan yang turun dengan rutin menambah kesuburan tanaman hias tersebut. Tanaman kangkung ku pun Alhamdulillah juga tumbuh dengan segarnya.  Pekarangan yang telah di tata sangat apik oleh Ayah, sekarang agak sedikit terganggu. Bagaimana tidak, kucing-kucing sangat banyak berkeliaran. Subhanallah, kucing tersebut selalu berkeliaran di pekarangan. Saking semangatnya berkeliaran, tanaman ku banyak terganggu akibat kucing. Begitu juga dengan kotorannya. Tanah-tanah di pekarangan, di karuk-karuk untuk menutupi kotorannya sendiri. Ini sih gak terlalu masalah. Namun, akibat kotoran tersebut, semut pun menjadi banyak di pekarangan dan bisa menja

Eksperimen Si Anak Pertanian

Ahad, 4 Muharram 1439 H/ 24 September 2017  Dikeheningan malam ini, di dalam kamar, yang dijaga oleh si black yang terlihat terkantuk-kantuk karena kekenyangan. Kebiasaan sikucing peliharaan Ayah yang selalu ingin bermain dengan majikannya. Ah..tak kuhiraukan rayuan siblack. Pintu kamar ku tutup dan akhirnya dia terpaku di sudut pintu, gak ada yang mau bermain dengannya. *** Beberapa kali mencoba menanam sesuatu  di pekarangan, belum ada yang boleh dikatakan terlalu berhasil. Ketika ada satu tanaman yang menunjukkan kemajuan yang pesat, si punya pekarangan langsung menebas tanaman tersebut hingga ke akar-akarnya. Maklum lah, pekarangan di depan rumah wilayah kekuasaan Ayah. Ayah seakan tak rela lihat tanaman hiasnya terganggu oleh tanaman hasil eksperimen ku. hahaha. Kini, sehubungan dengan pemilik pekarangan pindah sementara ke Jambi, saatnya coba eksperimen yang baru lagi, yaitu tanam Kangkung.  Bermula dari seringnya nonton Youtube, kalo tidak buka ceramah ustad A

Aku di Hari ini...

Sabtu, 23 September 2017 Hari ini seperti biasa, ku berangkat keluar rumah menuju kantor sekitar pukul 08.00 Wib. Tak ada yang istimewa di hari ini, sama seperti hari-hari sebelumnya. Hanya saja, setiap Sabtu ini aku terasa lebih ringan, karena tidak begitu banyak kerjaan pada hari ini. Beberapa administrasi seperti laporan mingguan dan update database klien, kemudian beberapa invoice/ tagihan klien yang harus ku tagih. Jujur sebenarnya, kegiatan prospek yang lebih melelahkan dibandingkan menagih atau pick up. Karena dalam memprospek, lebih banyak menyita pikiran dan perasaan. Jika deal, lega rasanya. Namun, ketika klien belum bisa menerima tawaran kita apalagi langsung menolak, maka butuh proses untuk mendamaikan perasaan. Jika tidak bisa, biasanya aku langsung mengupat sang klien atau marah-marah dalam hati. Sebenarnya ini biasa saja, karena sales harus mengakrabkan diri dengan penolakan. Ibarat rasio di asuransi 10 orang yang kita datangi, hanya satu yang akan bisa deal. De

Jadi Panitia Qurban di Komplek Rumah..

Sabtu ini, kami di pekarangan Mesjid Darussakinah mengadakan pemotongan qurban. Ada 17 ekor sapi dan 3 ekor kambing yang harus di potong dan dibagikan untuk 1000 lebih bungkusan daging yang harus disiapkan. Dimulai pada pukul 06.30 Wib kami selaku panitia qurban sudah mulai stand by di pekarangan dan dilapangan sekitar Mesjid. Tenda-tenda dan terpal sudah di pasang pada jumat sore, pagi ini cuma memasang beberapa terpal tambahan dan alas, serta mengeluarkan semua peralatan potong daging, termasuk juga timbangan dan plastik-plastik pembungkus daging. Pemotongan sapi pertama akhirnya berlangsung pada pukul 07.30 Wib. Saya di awal pagi ini terlebih dahulu bantu kesiapan peralatan dan kelengkapan serta memastikan kondisi tempat sudah siap untuk digunakan oleh panitia lainnya. Sekitar 30 menit kemudian saya menyusul teman-teman lainnya yang terlebih dahulu merebahkan sapi, memotong dan mengulitinya.  Ketika bergabung pada sapi pertama yang sedang dikuliti, saya hanya membantu p

Masak Pangek Ikan Dulu...

Malam ini adalah jumat malam, bertepatan dengan hari Raya Idul Adha 1438 H. Kegiatan potong hewan qurbannya akan dilaksanakan besok. Alhamdulillah kembali dapat kepercayaan lagi untuk bantu panitia qurban di komplek rumah ku.  Hari ini tidak ada kegiatan yang berarti, palingan cuma beres-beres rumah dan habisin lontong buatan Ibu...hehehe... Oya, sibungsu Yana, kami antar menjelang maghrib tadi ke pool family raya, karena harus bertugas di Jambi, selama seminggu untuk bantu sementara kakaknya menjaga si bayi Adit. Maklum, nenek dan kakeknya Adit harus ke Padang buat selesaikan urusan dalam seminggu ke depan, setelah itu akan balik lagi ke Jambi menemani Adit, dan orang tuanya. Malam ini saya baru belajar buat pangek ikan, maklum dahulu hanya bermodalkan masakan orang tua, sekarang nampaknya gak bisa diharapkan lagi, karena orang tua harus hijrah sementara ke Jambi. Kondisi yang memaksa harus mandiri banget. Ternyata memasak pangek tidak terlalu sulit. Bahan yang perlu

Tarik Kembali Dana Haji, Lho Kenapa?

Senin kemaren saya menemani tante ke bank Nagari untuk urus penarikan dana haji om. Lho.. Kok Di tarik? Iya lah, karena om sudah pergi untuk selamanya. Sempat juga diminta ke Depag, agar diganti dengan anak bungsu beliau. Gak bisa kata depag. Aturan dari pemerintah, bagaimana pun tidak bisa diganti dan harus ditarik dananya dan dikembalikan ke ahli waris. Bagaimana pun tante akhirnya harus naik haji sendiri. Sekitar Januari 2017 dengan ditemani Ayah saya, kakak Ayah tersebut datang ke depag untuk mengurus penarikan dana haji milik alm. Om. Sudah selesai segala persyaratan, kata pegawai Depag kota Padang, Dana haji almarhum akan di transfer sekitar 3 bulan kemudian, berarti kisaran Maret 2017.  Sekitar bulan Agustus 2017, tante menghubungi saya. Minta tolong untuk mencek ke bank Nagari apa dananya sudah masuk. Sebelum-sebelumnya kakak sepupu juga sudah melakukan pengecekan memang belum masuk. Lantaran beliau semua sibuk, hanya saya yang bisa membantu. Kemudian saya bawa lah seg

Wah Gawat, Air PDAM Di Kota Padang Udah Dua Hari Gak Hidup

Selepas hujan lebat yang mengguyur kota Padang sejak senin malam yang lalu, air PDAM pun berhenti mengalir. Mungkin bisa saja, sengaja dimatikan oleh Instansi milik pemerintah itu, untuk menghindari kerusakan instalasi PDAM akibat banjir atau longsor. Bisa juga agar penampungan induk air PDAM tidak terkontaminasi, atau pun instalasinya ada yang terganggu akibat hujan deras atau gimana. Apa pun itu alasannya, kita sebagai konsumen bisa memahaminya.  Namun, jika terlalu lama menunggu air mengalir kembali ke kran-kran warga, kita pun sebagai konsumen sudah pasti mulai resah. Bagaimana tidak, air PDAM satu-satunya sarana air bersih yang banyak warga miliki. Mungkin juga ada sumur, namun sudah lama tidak digunakan.  Sama seperti di rumah saya. Air sumur di rumah sudah tercemar dan tidak layak lagi untuk minum. Sejak saat itu, sumur pun ditutup dan pipa paralon yang mengalirkan air ke atas pun sudah diangkat. Bagaimana pun, meski tercemar dan tidak layak di konsumsi, instalasi air s

Rasa Sabar Masih Kurang Nih...

Image Credit to : spotmancing.com     Hari Minggu kemaren, Saya, Arif, Helmi dan Wawan pergi mancing di Pantai. Bukan untuk mancing keributan ya, tapi mancing Ikan. Stop, jangan ditanya pula hasil mancingnya ya, jangankan putri duyung, ikan kecil pun tak ada yang didapat satu ekor pun. Itulah, kegiatan iseng-iseng di hari libur dan tanpa perencanaan dan persiapan yang matang. He..he... Dari sana banyak hal yang dapat di pelajari. Salah satunya kesabaran. Iya, nampaknya tidak hanya saya, Helmi dan Arif pun juga tidak sabaran. Boleh dikata hanya Wawan yang selalu sabar menanti ikan tersangkut di kail pancingan. Wawan, sejak mulai mancing sampai akhir selalu di spot yang sama, sedangkan kami bertiga sudah berkali-kali  pindah spot mancing...belum ditambah ngoceh-ngoceh lagi, dimana ikannya, kok belum dapat juga nih,..kail tersangkut lagi, dan sebagainya...Wawan hanya ketawa sendiri dan geleng-geleng kepala melihat tingkah kami bertiga.  Dari kegiatan yang hanya 3 jam tersebut

Home Alone

Ini bukan sebuah review film, namun ini merupakan kenyataan pada diriku saat ini...Haha...Sudah terbiasa dengan keramaian, tiba-tiba saja harus ditinggal sendiri di rumah. Biasanya ada Ayah, Ibu dan kedua orang Adik, sekarang sendiri menjaga rumah..Ya, biasanya hobi ngobrol, sekarang teman ngobrol itu yang tidak ada saat ini, nyaris sepi. Di Rumah sendiri, ada baik dan kurang baiknya juga sih...Kalau kurang baiknya, ya..biasa punya teman ngobrol sekarang gak ada, biasanya ada yang masakin sekarang masak sendiri, biasanya rumah ada yang bersihin, ya terpaksa kita yang bersihkan sendiri. Kalau baiknya, ya kita bebas melakukan aktifitas, bisa terbiasa mencuci baju sendiri, masak sendiri, bebas mau tanam apa pun di taman rumah. Maklum habisnya orang tua maunya tanam bunga terus, sedangkan saya hobinya tanam sayuran..hehehe...Tumbuh sayurannya kan bisa langsung di masak. Sendiri di rumah bisa juga memaksakan diri untuk disiplin waktu. Bangun tidak akan pernah kesiangan lagi, kalau ke