Langsung ke konten utama

Tarik Kembali Dana Haji, Lho Kenapa?

Senin kemaren saya menemani tante ke bank Nagari untuk urus penarikan dana haji om. Lho.. Kok Di tarik? Iya lah, karena om sudah pergi untuk selamanya. Sempat juga diminta ke Depag, agar diganti dengan anak bungsu beliau. Gak bisa kata depag. Aturan dari pemerintah, bagaimana pun tidak bisa diganti dan harus ditarik dananya dan dikembalikan ke ahli waris. Bagaimana pun tante akhirnya harus naik haji sendiri.

Sekitar Januari 2017 dengan ditemani Ayah saya, kakak Ayah tersebut datang ke depag untuk mengurus penarikan dana haji milik alm. Om. Sudah selesai segala persyaratan, kata pegawai Depag kota Padang, Dana haji almarhum akan di transfer sekitar 3 bulan kemudian, berarti kisaran Maret 2017. 

Sekitar bulan Agustus 2017, tante menghubungi saya. Minta tolong untuk mencek ke bank Nagari apa dananya sudah masuk. Sebelum-sebelumnya kakak sepupu juga sudah melakukan pengecekan memang belum masuk. Lantaran beliau semua sibuk, hanya saya yang bisa membantu. Kemudian saya bawa lah segala persyaratan dan esoknya langsung ke bank Nagari pusat untuk mencek ke rekening almarhum. 

Ternyata, di rekening almarhum dana yang ada hanya ratusan ribu, tidak ada uang yang masuk dari depag. Customer Service bank Nagari pun menyarankan saya agar melakukan pengecekan kembali ke Depag. Besoknya langsung saya ke depag dan melakukan pengecekan. Pak Anasril selaku petugas yang saya temui, meminta waktu dulu untuk melakukan pengcekan, minggu depan adek bisa ke sini lagi atau ini nomor HP saya, mohon adek hubungi saya seminggu kemudian ya. 

Seminggu berjalan, saya datang lagi ke depag dan menemui pak Anasril. Kemudian pak Anasril membuka data, dan menjelaskan bahwa dana udah di transfer dek, kemungkinan sudah masuk sejak 30 Maret 2017, coba adek cek lagi. Lalu saya jawab, ke rekening alm om belum masuk pak. Oya, coba cek ke rekening ahli waris, InsyaAllah sudah masuk, karena sejak Maret 2017 aturan dari depag, dana haji akan di transfer ke ahli waris, bukan ke rekening haji almarhum. O...pantas saja, kami gak terfikir demikian lanjut saya ke beliau. Oke pak, biar Riky cek dulu ke bank Nagari. Makasih banyak ya pak, lanjut saya. Sungguh orangnya ramah dan baik hati dalam melayani. Terima kasih ya pak Anasril.

Beberapa hari kemudian saya ke bank Nagari, bertemu lagi dengan CS yang bernama Kak Uci. Setelah di cek ke rekening haji tante, ternyata alhamdulillah dana haji alm. om sudah masuk. Maka, kata kk Uci, rekening almarhum sudah bisa kita tutup dan ada ratusan ribu dana di sana. Dana tersebut bisa kita pindahkan ke rekening ahli waris lanjut beliau. Oke kk, senin depan saya ajak tante sekalian syarat-syaratnya yang sudah lengkap ini, sahutku. Terima kasih banyak ya kak, aku berlalu pergi meninggalkan meja kak Uci.

Senin kamaren aku datang lagi, dan dapat antrian ke meja CS yang lain. Setelah dicek oleh CS tersebut, kemudian kami diarahkan lagi ke meja Kak Uci kembali. Ketemu lagi deh...Setelah sekitar 30 menit semua urusan selesai, rekening alm sudah ditutup, sisa dana di transfer ke rekening Pribadi milik tante, dan setengah dana haji milik om juga sudah dipindahkan ke rekening pribadi milik tante, tinggal dana yang cukup buat tante naik haji sekitar tahun 2022 mendatang, di rekening dana haji milik tante..Alhamdulillah satu urusan sudah clear, dan tante pun lega.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te