Langsung ke konten utama

Makan Ikutin Selera Nyonya

Beberapa waktu terakhir saya makan nasi kebuli, ya memang saya sangat suka. Namun kali ini, saya beli dan makan ini lebih sering dari seperti biasanya karena istri.

Promo, Paket Kebuli Party Ayam Afrika
Nasi Kebuli

Kami pun lebih jarang masak di rumah, walaupun bahan yang akan di masak full di kulkas.

Istri saat ini indera penciumannya agak sensitif. Jika ada bau-bau asap sewaktu memasak dan bau-bau penggunaan minyak goreng sewaktu istri di rumah, biasanya beliau langsung mual.

Baru dua minggu ini beliau seperti ini, bisa jadi karena pembawaan sedang hamil, sehingga saya harus ikuti kemauan istri. Hehehe.

Untung aja banyak yang dimintanya saya juga doyan, kalau tidak mungkin nasib saya sedang tidak baik-baik saja. Hahaha.

Dalam hal membeli makanan pun, saya menyarankan diri saya sendiri untuk tidak beli terlalu banyak, dalam sekali membeli.

Apalagi saat-saat seperti sekarang ini, biasanya makan dikit di tinggalin. Lebih banyak sisanya daripada yang dimakan.

Sering kali ketika saya pesan satu, istri juga di pesankan satu. Pesanan istri sendiri gak pernah habis, akhirnya saya yang turun tangan untuk bantu habisi. Mubazir jika ada makanan yang terbuang.

Beli kebab ukuran biasa, yang harusnya sekali duduk bisa habis pada malam itu. Eh, tau-tau pas cek kulkas pada pagi esoknya,  kebab semalam masih tersisa. Parahnya lagi, sisa kebab semalam masih berukuran 75%. Kalau ditelisik ini palingan baru dimakan dua kali gigit aja nih. Akhirnya saya juga yang habisin. Makan kebab dingin di pagi hari. Hehehe.

Bukan pelit ataupun untuk lebih ngirit, tapi belanja sesuai kebutuhan yang jangan sampai ada yang sisa kemudian terbuang percuma.

Oiya saya jadi ingat juga kejadian sehari sebelum postingan ini dibuat.

Istri tanya mau makan siang apa. Bebas, kemudian istri saranin makan di tempat A. Ok, sahut saya.

“Ahaa.. Pas banget nih, “dalam hati, saya memang udah pengen makan mie di tempat A. Dari rumah saya udah kebayang dong, akan makan mie yang enak di tempat A. Lezisss. Rasanya air liur mau keluar, seperti kondisi Doraemon di kasih makan Dorayaki.

Tiba-tiba sudah sampai di mall dan menuju ke tempat Makan A di dalam Mall tersebut, istri kembali mual dan istruksi pun berubah menjadi makan soto bogor, harusnya tinggal jalan arah ke kiri, ini langsung arah ke kanan.

Owalah, terpaksa turutin kehendaknya. Udah dekat dan udah kebayang akan makan Mie enak dari rumah.

Pun tinggal jalan dikit lagi, udah sampai ke tempat A, eh tau-tau nyonya berubah kondisi dan pikiran.

Berarti rezeki saya hari ini makan soto bogor nih, menenangkan hati dan pikiran biar gak kesal.

Sampai di tempat soto Bogor tersebut penuh pula.

Saya sudah senyum-senyum sendiri nih, Alhamdulillah, sepertinya balik ke rencana awal nih.

Tiba-tiba ada seorang Bapak sudah selesai makan dan menyisakan satu bangku dan ditambah satu bangku lagi pada sebuah meja oleh pramusaji di tempat tersebut. Udah begini gak mungkin menghindar lagi kan ya. Ya udah, saya nyerah.

Pesanlah sato bogor dalam dua porsi. Ssst. Pesanan sudah sampai di meja. Saya siap-siap makan dong.

Hmm. Untung aja saya gak ada pantangan. Apapun yang dihidangkan, habiskan.

Suapan pertama kurang pedas, tambah langsung cabe plus acar, sampai kuah sotonya terasa enak di lidah. Sambil sesekali nyuruput es teh manis.

Pas mau nyuap ketiga atau empat kalinya,  saya lihat wajah istri berubah jadi gak mood.

Tiba-tiba istri seperti kehilangan selera makan, padahal beliau baru coba beberapa suap saja. Alamaak, udah kebayang apa yang terjadi.

Tidak menunggu lama, porsi makanan di piring istri langsung dipindahin dari piring dia ke piring saya.

MasyaAllah, ini jatuhnya hampir dua porsi saya yang habisin sendiri jadinya.

Entah nanti malam atau esok-esok jika kondisi istri seperti ini terus, drama makanan seperti apalagi ya yang harus saya hadapi. Hahahaha. Ini baru 2 minggu nih, makanan yang saya makan semuanya sesuai selera nyonya.

Baca Juga : Kesempatan Pekerjaan Banyak, Cuma ?

 








 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te