Salah satu resiko dalam layanan Cash On Delivery (COD) yang diadakan oleh Seller buat seluruh customernya adalah resiko return (paket kembali).
Return ini juga banyak diakibatkan oleh customer yang tidak konsisten dalam melakukan pemesanan. Mereka mungkin di awal tertarik oleh iklan yang di pasang oleh seller. Namun ketertarikan mereka tidak diimbangi oleh kondisi budget uang belanja yang mereka miliki. Dalam artian mereka belum ada budget untuk membeli produk tersebut, karena iklan yang menarik si customer langsung klik pesan saja tanpa pikirkan ada atau belum budget untuk beli produk tersebut.
Ketertarikan untuk beli produk di sisi customer ini, juga bisa diakibatkan kurang diimbangi oleh antara rasa ingin memiliki dengan kebutuhan. Rerata iklan menarik yang di pasang seller memunculkan keinginan banyak dari customer. Rasa keinginan ini terkadang lebih tinggi dan mengalahkan bisikan hati yang belum tentu butuh untuk produk tersebut.
Produk return ternyata juga banyak diakibatkan oleh ekspedisi yang asal dalam pengantaran produk dengan layanan COD tersebut.
Kurir
Bagi kurir yang tidak ada bonus dari pengantaran COD, ini yang paling banyak asal dalam pengantaran produk COD.
Resiko pengirim COD di tangan kurir adalah resiko terbesar. Mereka selain ada potensi ancaman di perjalanan, resiko uang palsu dan kehilangan uang akibat kececer juga sangat tinggi.
Dengan adanya Fee COD, ini yang akan menambah semangat kurir dalam membuat keberhasilan pengantaran paket COD.
Apalagi ada support dari tim operasional kantor untuk memberikan bantuan dalam menghubungi sipenerima sebelum paket diantarkan. Terkadang di dalam perjalanan kurir terkendala sinyal atau pulsa saat menghubungi sipenerima paket. Dengan bantuan CS atau tim lainnya bisa menunjang keberhasilan kurir dalam pengantaran.
Termasuk bagi customer yang susah banget untuk dihubungi.
Ketika kurir memberikan info hambatan di lapangan kemudian langsung di eksekusi oleh pihak operasional kantor. Tim Support memberitahukan kepada sipengirim tentang hambatan ini. Info yang disampaikan oleh tim support cabang ekspedisi pasti sangat dinanti oleh sipengirim. Apalagi jika ada kendala, tentu sipengirim butuh info ini lebih cepat. Mereka pun bisa langsung hubungi kembali sipenerima untuk hambatan yang terjadi.
Sistem kerjasama ini tentunya akan membuahkan hasil dengan tingkat keberhasilan pengantaran paket COD yang tinggi.
Leader Kurir
Atasan dari kurir langsung adalah leadernya.
Biasanya leader kurir yang membantu sortir paket cod, ini di bawa oleh siapa dan paket yang ini di bawa oleh siapa. Leader kurir yang bantu memisahkan paket ke loker kurir masing-masing.
Leader yang paling tahu persis daerah pengantaran kurir dengan detail lengkap.
Pagi leader kurir yang melakukan penginputan ke system sesuai nama kurir masing-masing. Sore ketika kurir pulang, leader yang mencek dan menerima paket yang belum berhasil. Nah, disini akan ketahuan tingkat kesuksesan kurir dalam membawa paket dalam satu hari tersebut.
Alasan belum berhasil pengantaran juga bisa dilakukan deteksi dini.
Dalam hal ini, leader di sarankan untuk lebih edukasi kepada kurir. Jika di dapatkan alasan pengantaran paket yang belum berhasil karena alasan yang tidak masuk akal atau alasan mengada-ngada, ini tanggungjawab leader kurir untuk melakukan pembinaan.
Mana kurir yang produktif dan mana yang tidak, leader kurir pasti lebih tahu dahuluan dibandingkan tim operasional lainnya termasuk pimpinan cabang masing-masing. Jika ada kurir yang sudah tidak “layak,” silahkan laporkan ke pimpinan cabang untuk dibina atau dibinasakan serta di cari yang lebih baik. Ini menyangkut nama baik perusahaan. Lebih baik hilang satu karyawan dari pada hilang satu pelanggan.
Baca Juga :
Pihak Ekspedisi Penentu Utama Suksesnya Kiriman COD (Part 2)
Komentar
Posting Komentar
Mohon kesediaannya untuk meninggalkan komentar untuk tulisan ini..
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)