Postingan sebelumnya ...Dua Kali Terima Telpon Untuk Cek Sipenerima Paket (1)
Beberapa hari kemaren, Disaat semua sales dan atasan ada di meja mereka masing-masing, serentak berbunyi dering telpon di meja masing-masing. Hingga dering ketiga tidak ada satu pun yang mengangkat. Akhirnya pas dering ke empat langsung ku angkat panggilan telpon tersebut.
Ternyata di seberang panggilan telpon masih seorang wanita muda, beliau komplen bahwa komplenan beliau sebelumnya ke CS belum ada respon lanjutan dan penyelesaian di rasa berbelit atau tidak ada bukti disistem, hanya selembar kertas dan tulisan tangan saja. Karena yang bersangkutan kecewa makanya di call langsung ke bagian lain, eh ternyata nyasar ke bagian sales.
Belum selesai yang bersangkutan menyampaikan komplenannya, telponnya langsung mati. Saya pikir yang bersangkutan habis pulsa atau tanpa sengaja mati. Kemudian beliau telpon lagi, belum selesai pembicaraan sambungan telpon kembali mati. Dering lagi telpon dan kembali langsung saya angkat, sebelum mati lagi sambungan, untung sempat ku tanya nomor telpon beliau dan saya bilang, biar kami yang hubungi kakak kembali. Benar feeling saya, pas selesai sebuatkan nomor telpon, kembali putus sambungan telpon kami.
Beliau langsung saya hubungi, dan dengarkan lebih lengkap keluhannya. Setelah saya dapatkan informasi lengkap, sambungan saya matikan, dan saya janji paling lama lima menit lagi saya akan hubungi yang bersangkutan kembali.
Setelah saya cek, paketnya ini memang sudah di terima oleh ibunda yang bersangkutan. Namun ibunya ini gak ingat udh terima paket. Lalu, saya kirim status penerima paket disistem dan foto penerima melalui WA. Hm…ternyata memang sipenerima merupakan ibu yang bersangkutan. Namun disini, kurir kami salah cantumkan nama. Harusnya ibu ini tertulis nama ibu itu, salah satu huruf saja.
Yang menjadi keheranan saya kenapa hal simple seperti ini sampai investigasi pula ya? Sampai yang bersangkutan tahu kurir datang lagi ke sana untuk tunjukkan bukti, serta beliau juga hafal nama CS yang pertama kali beliau telpon. Entah lah.
Tapi akhirnya setelah beliau cek ke ibunya, ternyata benar paket sudah beliau terima dan lupa letakkan paket tersebut dimana. Namun mungkin karena merasa ribet padahal simpel, beliau memberikan masukkan kepada saya ke depan kurir harus lebih teliti dalam update status penerima dan CS lebih reponsif. Baik kak, mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan terima kasih atas masukan dari kakak, balas saya seketika itu.
***
Dari keempat kisah nyata di atas sebenarnya simple. Namun, jika administrasi atau bukti penerima tidak di dokumentasikan dengan jelas dan lengkap, serta asal ngantar saja akan menjadi ribet jadinya ke depan. Bayangkan, jika tidak ada bukti tanda terima di resi, kemudian tidak ada foto sipenerima pula. Kan kasihan juga sipenerima paket yang di tuju. Okelah kalau alamat dipenerima betul. Jika alamatnya salah antar gimana?
Dengan adanya Foto sipenerima di Status pengiriman SAP Express bisa lebih jelas dan akan sangat membantu bagi si penerima paket yang dituju. Ternyata memang benar bahwa, salah satu anggota keluarganya telah menerima paket tersebut dan lupa atau belum menyerahkan paket ke sipenerima yang di tuju.
Ada juga lho yang lebih fatal lagi, yaitu surat Surat Peringatan (SP) baik itu dari kantor pajak, leasing atau pun pegadaian. Sering kali Jasa pengiriman menjadi tumbal atau kambing hitam atas telat bayar wajib pajak, nasabah leasing dan pegadaian tersebut. Padahal, kurir SAP Express sudah mengantarkan dokumen SP tersebut sesuai waktu yang dijanjiakan dan alamat yang tepat. Ketika bukti tersebut di tunjukkan akhirnya mereka pun ketahuan bohongnya.
Alhamdulillah, berkat administrasi yang baik serta teknologi pengarsipan tersebut, SAP Express juga pernah membantu sebuah leasing di Padang dalam memenangkan sengketa dengan customer mereka. Customer mereka merasa leasing tersebut tidak pernah mengirimkan dokumen surat peringatan kepada mereka, dan langsung menarik kendaraan mereka secara tiba-tiba. Padahal leasing tersebut telah mengirimkan dokumen SP 1-3 dalam tempo satu bulan. Dokumen dari leasing tersebut pun juga sudah di terima oleh Anak, istri serta Ibu yang bersangkutan. Akhirnya yang bersangkutan terpaksa kalah di pengadilan yang memenangkan pihak leasing.
Dalam kasus ini pihak SAP Express bukan membela si customer atau leasing loh ya. Klien kami leasing dan mempercayakan kiriman mereka kepada kami. Entah apa isinya, apa jenis suratnya kami tidak ketahui. Yang jelas kami antar sesuai alamat dan sesuai waktu yang telah kami janjikan kepada mereka, serta dokumentasikan proses pengantaran dan hasil pengantaran yang bisa langsung di lihat dan di cek kapan saja oleh pihak klien.
Ya, begitulah yang seharusnya lebih simpel, bisa jadi sulit. Demikian.
Komentar
Posting Komentar
Mohon kesediaannya untuk meninggalkan komentar untuk tulisan ini..
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)