Selama saya beli paket online, saya pernah sekali setelah uang di transfer, paket tidak pernah datang. Waktu itu belinya di marketplace “si orange” ketika marketplace tersebut belum sampai beberapa bulan berdiri. Di riwayat perjalanan paket, paket telah berhasil di terima oleh sipenerima langsung, padahal saya tidak pernah dihubungi kurir dan juga tidak pernah menerima paket yang di maksud, yaitu sebuah ikat pinggang pesanan Ayah.
Setelah di cek ke Ayah dan Adik saya yang paling bungsu yang sering di rumah, tidak pernah ada kurir yang datang. Bahkan kita juga sudah cek ke box kotak sepatu yang ada di teras rumah pun juga tidak ada paket di sana. Mana tahu abang kurirnya selipkan di sana.
Akhirnya saya calling kembali marketplacenya, akhirnya customer servicenya jawab, saya tidak bisa klaim lagi, karena telat yang seharusnya sehari kemaren harus diinfokan ke mereka. Dan mereka pun juga sudah transfer uangnya ke seller. Ditelpon kurir pun saya juga gak tahu mau telpon kemana dan bagaimana prosedurnya. Waktu itu kurirnya “sibiru”. Akhirnya ya sudah ku ikhlaskan saja lagi.
***
Beberapa waktu yang lalu, saya pernah update alamat usaha di google. Update alamat kantor, surat konfirmasi dari google datang tepat waktu ke alamat kantor dan sudah berhasil saya konfirmasi pada hari itu juga. Untuk update alamat usaha di rumah, surat konfirmasi dari google gak pernah datang-datang. Bahkan keluar notifikasi bahwa surat tersebut telah berhasil dan sampai. Siapa penerima saya gak tahu, ditanya saudari dan Ayah juga tidak pernah terima kiriman apa pun. Di cek pun di riwayat tracenya juga berhasil diterima oleh sipenerima langsung. Waduh…
Ini kejadian kedua kalinya paket diterima oleh sipenerima langsung, tapi saya tidak pernah terima. Ketika di cek diriwayat pengiriman perusahaan kurir tersebut juga tidak mencantumkan nama lengkap sipenerima, sampel tandatangan sipenerima, bahkan foto sipenerima. Nah, ini yang membuat kacaunya lagi.
***
Beberapa waktu yang lalu saya lembur. Ketika itu hari Sabtu, hanya saya satu-satunya di ruangan sales yang ada pada waktu itu. Berderinglah telpon di ruangan sales. Kami di masing-masing meja ada telpon sendiri. Saya angkatlah telpon tersebut. Ternyata yang menghubungi kami seorang wanita yang komplen paketnya belum diterima. Seharusnya nomor extention kami di nomor terakhir, mungkin karena CS gak angkat akhirnya beliau pencet nomor Extention ruangan sales.
Singkat cerita, si Wanita bilang bahwa bulau April 2020 dia pesan paket, kemudian hingga sudah satu bulan paket belum beliau terima (waktu itu Minggu pertama Mei 2020). Beliau kemudian sebutkan nomor referensi atau nomor order di toko online tempat beliau beli paket.
Ketika saya cek, ternyata paket beliau SAP pick up pada tanggal 21 April 2020 dan telah sukses pada tanggal 24 April 2020. Di riwayat penerima paket yaitu nama kakek beliau, lengkap dengan tanggal terima dan waktu terima, serta ada fotonya juga.
Setelah saya sebutkan nama penerima, beliau pun bilang kakek saya gak ada terima paket kok. Sudah saya Tanya ke kakek lagi, beliau rasanya gak pernah terima paket tersebut kok. Baik kak, sahutku kembali. Boleh minta nomor WA kakak? Saya kirimkan foto penerima y kak. Langsung saja saya kirimkan foto penerima tersebut. Lanjut saya chat yang bersangkutan. “apakah ini foto kakek kakak? Ini bajunya dan ini pintu rumah kakak?” lanjut dia balas, iya betul itu kakek saya dan itu baju dan pintu rumah saya. Mungkin karena merasa malu atau gimana, beliau langsung bilang. Saya tanya kembali kepada kakek saya dulu ya bang, kalau gak ada, nanti saya telpon abang kembali. Hingga, postingan ini di tulis yang bersangkutan tidak pernah menghubungi saya lagi.
***
Bersambung... Dua Kali Terima Telpon Untuk Cek Sipenerima Paket (2)
Komentar
Posting Komentar
Mohon kesediaannya untuk meninggalkan komentar untuk tulisan ini..
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)