Langsung ke konten utama

Postingan

Hidup Tanpa Musuh..

Sumber Gambar : Kaskus.co.id Hai Sobat Blogger yang budiman. Bagaimanakah kabarmu hari ini? Semoga selalu diberikan kesehatan dan kelapangan rezeki ya...Aamiin. Mari kita sama-sama mendoakan. Kali ini ada ada sebuah hal yang ingin saya sampaikan dalam postingan kali ini, terkait hubungan sosial sesama manusia. Bagi saya yang sedang memperbaiki diri ini dan terus berupaya untuk memantaskan diri, punya satu musuh itu sudah terlalu banyak, dan punya 100 teman itu masih kurang. Ya, satu musuh itu sudah terlalu banyak. So, dalam pergaulan sehari-hari, hindarilah pertengakaran, perselisihan, ciptakanlah kedamaian, agar rezeki kita selalu melimpah. Ada seorang teman, beliau baru saja di keluarkan dari tempat pekerjaannya. Orangnya profesional dalam segi kerja yang kulihat dan sangat menghormati klien. Namun, ada satu hal yang kurang menurutku, berkerja sesama rekan kerja ada yang kurang pas, sehingga beliau pernah bersilisih paham hingga kini dengan mantan rekan kerja beliau yang

Agresifitas Seorang Sales

Malam Sobat Blogger...Senang bisa posting lagi di blog ini. Jika ada yang bermanfaat silahkan diambil, jika tidak mohon berikan saran, agar blog ini bisa memberikan manfaat juga bagi orang lain. Namun, suatu hal yang pasti dengan adanya blog ini membuat ide, gagasan dan unek-unek saya tersampaikan, semoga tidak menyinggung teman-teman, jika ada saya mohon maaf dan saya akan hapus postingan bila terdapat kata atau kalimat yang menyinggung visitor blog Riky sekalian. Bermula ditahun 2011, sejak pertama kali menapaki kaki menjadi seorang sales. Dimana dituntut untuk menjual lebih banyak dan lebih banyak lagi produk. Belajar mandiri menjual sebuah produk, ditekan habis-habisan untuk sebuah pencapaian yang entah dari mana dasar penetapan suatu target tersebut. Ya, meskipun babak belur, cacian dan makian, tidak gentar jiwa menghadang. Dari sanalah sebuah agresifitas terbentuk. Sampai saat ini, baru dua kali ke agresifan ku di hadang. Pertama, saat terjadi jurang pencapaian yang amat

Ini dia Penyebabnya..

Hari ini terjadi diskusi yang luar biasa di Group  WA alumni Organisasi kampus ku dahulu, mengenai Riba. Ya, Entah siapa yang memulai diskusi duluan. Namun, ada satu hal yang membuat ini kurang elegan adalah menjelek-jelekan. Nah, ini yang tidak ku sukai. Bolehlah kita berdiskusi suatu hal yang sesuai substantif, tapi tolong bagi yang tidak ada data dan fakta atau pun tidak mempunyai pemahanan tentang sesuatu mohon untuk tidak bicara asal-asalan.  Asyiknya, semua saling mengingatkan satu sama lain, iya..kita pun telah sepakat. Namun, apa hendak dikata semua telah terlanjur dan ketika kita mengetahui akan suatu hal, adalah baiknya jika hal tersebut di sampaikan pada banyak orang bukan?  Teringat akan suatu hal, ini ternyata penyebabnya. Ya, ilmu ini kudapat pada saat dahulu kerja di bank konvensional. Parah memang. entah mengapa seolah tak mau kalah dengan yang lain banyak produk yang berkaitan riba ku pakai. Seperti kartu kredit. Pinjaman lain ada sih, saat pembelian sepeda mo

Yuk Menabung Saham

Hai sobat Blogger.. Publikasi ajakan untuk menabung saham sangat banyak beredar di kota ku tercinta. Di Jalan utama terpampang baliho besar untuk mengerakkan masyarakat untuk menabung saham. Koran lokal pun juga terpampang tulisan mengenai menabung saham yang di galakkan oleh Bursa Efek Indonesia di bawah pimpinan Pak Reza Shadat juga banyak membahas tentang ajakan menabung saham ini. Ya, ini ternyata gerakan nasional yang di prakarsai oleh Otoritas Jasa Keuangan dan Bursa Efek Indonesia yang diresmikan November 2015 oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Dahulu mungkin kita mengenal investasi saham, nampaknya bahasanya lebih di populerkan dengan menabung. Ini bagus, yang biasanya orang awam mengira bahwa investasi saham butuh modal yang besar, padahal enggak juga. Sekarang dengan uang Rp. 100.000 saja, kita sudah bisa membeli saham. Sungguh, sangat banyak perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan kinerja bagus, namun sangat disayangkan kepemilikan sahamnya banyak dipe

Cukup Cerita Sampai Di Sini !

Sobat blogger yang budiman. Ditengah keterbatasan kecepatan internet di rumah, tulisan ini dibuat. Hanya sekedar tulisan biasa yang di goreskan dari kisah harian sang penulis, yang mungkin jika ada manfaatnya silahkan diambil. Penulis sendiri mengakui masih harus banyak belajar lagi. Masukan dari visitor blog, juga dapat menambah kenalan dan pembelajaran bagi penulis sendiri.  Beberapa hari yang lalu, salah satu klien ku di Prudential mengirimkan sebuah sms yang berisi keraguan dan sebuah pertanyaan serta juga sebuah keputusan untuk memutuskan hubungan. Hubungan? ups..ya hubungan sebagai seorang klien dan agen, alias tutup polis. Rentetan sms kedua diteruskan beliau dengan alasan butuh pertanggungjawaban. Hah, pertanggungjawaban lagi? ya, sebuah keterangan atas sebuah penjelasan yang dahulu pernah disampaikan ternyata tidak sesuai kenyataan menurut si klien. Ya, aku pun membalas sms beliau dengan "Boleh", saya print kan dahulu data "Uni", besok siang uni ad

Ketajaman Seorang Striker

Hai sobat, senang bisa kembali posting di blog personal yang sederhana ini. Meski baru pulang dari sebuah kerjaan, kalau sudah berhadapan dengan hobi tiada letih terasa, suasana yang menyenangkan di dapat. Pikiran pun jadi plong, saat semua hal sudah tertuliskan. Entah, ada manfaat atau tidak bagi yang lain, namun bagi penulis sendiri menjadi sebuah cara untuk mendapatkan perasaan yang jauh lebih segar dan hidup bergairah kembali.  Striker yang hebat menjadi penentu kemenangan bagi teamnya. Tentunya ketajaman seorang stiker lah yang akan menjadi sorotan, apalagi ujung tombak kemenangan berada di tangannya. Tidak mutlak dari striker saja, gelandang, bek serta kiper juga berperan penting di sana untuk mempertahankan tim dari serangan lawan. Namun, untuk melesatkan minimal sebiji gol, butuh kelihaian seorang striker mengolah umpanan bola dari gelandang, bek atau pun sepakan langsung ke depan gawang lawan oleh kiper. Ibarat seorang striker yang bertugas melesatkan bola ke gawang l

Gayung Pun Bersambut

Hai Sobat, sudah lama bolong posting. Ya, beberapa hari ini speedy di rumah ngadat, yang membuat jadwal posting di blog lumayan terganggung. Hm... tak apalah aku juga mungkin belum berpindah ke lain hati, tetap setia bersamamu telkom. Meskipun begitu kepuasan konsumen harus tetap di utamakan ya. Sayang juga telah melepas saham telkom terlalu cepat, sekarang udah terbang lagi.  Rasanya udah ratusan klien di datangi untuk sebuah penawaran. Situasinya seperti kondisi di film Bill Porter yang mengetuk pintu dari rumah ke rumah, cuma bedanya ini dari satu perusahaan ke perusahaan lannya. Wah, kalo pindah ke Jakarta mungkin bonus ku udah puluhan juta nih. Capek, di badan iya. Namun, di jiwa tak ada rasa letih sedikit pun. Sebenarnya penasaran juga, dari setiap pintu yang di ketuk, entah siapa di dalamnya..siapa yang tahu? Namun sebuah asa yang mengangkasa untuk menemukan suatu bentuk kepuasan batin, jika sudah ada kata "deal" di sana. Yups, sebuah closingan. Ada sebuah per