Langsung ke konten utama

Hari Kesembilan Di Jakarta

Pagi kali ini aku terbangun ketika azan sudah beberapa menit subuh berkumandang. Selalu ketika bangun subuh, ku selalu langsung mandi pagi. Sudah mandi langsung sholat, ngaji dan almatsurat. Setelah itu langsung buat susu atau teh hangat penganjal perut sementara sampai istri selesai masak sarapan pagi.

Ketika ingin mengeluarkan motor, ku melihat kantong sampah semalam, di bolongin sama kucing, sehingga sampah berceceran. Untung saja ku cepat tanggap, sehingga ku ambil plastik satu lagi untuk membereskan sampah yang berceceran.  Namun, plastik yang bocor masih saja ku biarkan karena keterbatasan plastik.

Namun, kerjaan yang gak selesai ini, akhirnya aku kena tegur juga dari pemilik kontrakan pada siang harinya. Bukan teguran sih sebenarnya, namun aku merasa tersinggung saja, akhirnya ku cari-cari lagi plastik untuk membungkus kembali sampah tersebut dan manggantungnya yang biasanya tergeletak saja di lantai.

Sorenya ternyata pemilik kos mengambil kembali dua pot tanaman yang gak terpakai dan membersihkan sedikit sisa ceceran sampah di tempat sampah tadi yang ternyata tidak disiram bersih sama istri. Yah, aku tambah gak enak sama pemilik kontrakan. Hehehe.

Pagi ini pengurus RT mengantar kan kami kupon berwarna kuning yang menjelaskan bahwa kami tinggal ngontrak atau ngekos di RT 03 RW 8 kelurahan makasar Jakarta timur. Kupon ini diberikan per orang, jadi untuk di rumah kami dapat 3 kupon. Kupon ini harus selalu kami bawa, termasuk ketika akan masuk ke Gang Mawar menuju kontrakan kami. Agar mudah, kupon ini kami letakkan di belakang handphone. Ketika suatu saat ada pemeriksaan kami tinggal tunjukkan kupon tersebut.

Setiap keluar mencari makanan, pengurus RT agak ketat, kami diharuskan keluar menggunakan masker, jika tidak kami akan kena tegur. Kalau sudah keluar aturan PSBB, maka pakai masker wajib, jika tidak menggunakan masker maka kami tidak boleh keluar.

Setelah keluar mencari makan, ketika harus masuk lagi menuju rumah kami tetap di semprotkan handsanitizer, dan dicek selalu suhu badan.

Kali ini rute ku keluar hanya tiga tujuan, pertama lapor kepada pak RT, Beli gallon air dan temani istri ke pasar buat perbekalan seminggu ke depan. Selebihnya ku di rumah saja melengkapi data prospekan yang harus saya setor senin besok ke atasan saya GM sales.

Untuk urusan lapor ke RT sebenarnya sejak awal datang aku sudah bermaksud menghadap pak RT, namun karena kata pemilik kontrakan bilang bahwa beliau saja yang lapor, sehingga ya udah saya gak lapor lagi.

Maklum lah ini pertama kali se umur hidup ku merantau dan ngontrak.

Untung saja ku sudah terbiasa di rumah, sehingga ketika menghadapi PSBB ku pun tidak terlalu panik atau pun bosan. Banyak hal yang bisa ku kerjakan di rumah. Selain menulis, membaca,  menonton, atau prospek klien online atau mengaji.
 
Ya, begitulah kondisi ku pada hari kesembilan di Jakarta.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te