Langsung ke konten utama

Solusi Ketika Hutang (Amanah) Setinggi Gunung


Saya dahulu pernah terlilit hutang (maaf untuk kosa kata hutang saya ganti dengan "Amanah"). Memang untuk orang lain, nominalnya bisa dikatakan tidak besar. Namun, bagi saya pada saat itu sungguh sangat besar. 

Stres berat rasanya menghadapi kondisi yang demikian. Gaji waktu itu tidak seberapa, bayar listrik, PDAM, Telpon, Kartu kredit, Asuransi, dan kebutuhan lain-lain. Memang waktu itu, karena dilandasi rasa takut atas sesuatu yang mengerikan sehingga banyak ikut program asuransi, belum lagi rasa konsumtif yang tinggi, sehingga rasanya pengen beli ini dan itu.

Di saat hutang sedang banyak, berbagai masalah pun datang bertubi-tubi. Sempat juga berputus asa dan menyerah dengan keadaan ini.

Ditengah kegaulan tersebut, tiba-tiba saja entah kenapa saya suka saja mendengarkan ceramah agama. Sampailah sebuah ceramah tentang istigfar dan zikir kepada Allah Swt. Nah, dari sana semangat ibadah kembali muncul dan perlahan hati pun menjadi tenang.

Disaat itu saya sudah terbiasa berzikir maupun istigfar sambil berkendara. Hati saya semakin tenang dan bisa menerima keadaan pada saat itu dengan hutang setinggi gunung.

Saya pun waktu itu sudah berjanji untuk sedapat mungkin tidak akan berhutang lagi.

Kemudian saya ambil langkah strategis untuk menyelesaikannya. Pertama saya list seluruh amanah saya pada saat itu, mulai dari terkecil sampai yang terbesar. Kedua, saya juga list aset apa saja yang saya miliki.

Aset yang ada saat itu ada beberapa saham dan reksadana, ini saya cairkan semua untuk bayarkan hutang. 

Saya banyak ikut asuransi, semuanya tidak saya lanjutkan lagi. Ini kesalahan saya yang terbesar pada saat itu. Seharusnya semua asuransi tersebut yang bisa dicairkan harusnya saya uangkan pada saat itu. Tapi, saya memilih membiarkan saja asuransi tersebut sampai nilai tabungannya habis. 

Pada saat itu saya masih ketakutan, jika terjadi apa-apa setidaknya asuransi bisa memberikan proteksi.

Kemudian untuk 5 kartu kredit yang saya gunakan, saya list semua. Mana pembayaran paling kecil sampai paling besar. Alhamdulillah, waktu itu sudah dapat pekerjaan tetap, saya mulai angsur pembayaran kartu kredit dan saya ingin tutup semua kartu tersebut dan stop penggunaan kartu kredit selama-lamanya.

Limit yang kecil saya angsur bayar sampai habis dan kemudian saya tutup. Sembari itu limit yang besar saya gali lubang tutup lubang. Setelah kartu yang kecil-kecil selsai dan tutup, baru limit yang besar saya pecah tagihannya menjadi installment plan ada yang sampai satu tahun.  

Setelah kartu dengan limit terbesar saya berhasil tutup. Baru kartu kredit Bank Mandiri yang saya fokuskan untuk diselesaikan. Ini lah kartu kredit terakhir yang saya miliki. Pembayarannya pun saya cicil beberapa bulan sampai akhirnya selesai juga semua.

Alhamdulillah dalam tempo hampir dua tahun, seluruh hutang ku pun lunas.

Saya pada saat itu tidak fokus pada hutangnya, tetapi saya lebih memilih fokus kerja dan solusi untuk menutup hutang tersebut.

Saya berprinsip pada saat itu,
  • Jangan menunda pembayaran hutang, langsung sisihkan gaji dahulu untuk bayar hutang, baru di habiskan untuk kebutuhan
  • Potong pengeluaran sehari-hari, yang biasanya beli ini dan itu, saya stop dulu sampai hutang selesai
  • Tunda kesenangan, tidak pergi jalan-jalan, membeli baju dan buku selama ada hutang tersebut
  • Perbanyak sedekah, ketika uang tinggal seberapa dan tidak cukup bayar hutang, uang tersebut saya sedekahkan semua. 
  • Apapun waktu itu yang bisa saya kerjakan ya dikerjakan..
InsyaAllah percayalah pasti ada jalan untuk menyelesaikannya. Semua masalah yang datang, ya ini karena ulah saya juga. 

Karena hal ini saya banyak mendapatkan pelajaran, sudah bisa mengendalikan diri untuk tidak konsumtif dan lebih mudah berbagi dengan orang lain

Semoga bermanfaat ya sobat..

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te