Sabtu pagi seperti biasa, saya mencek email yang masuk, serta laporan lainnya yang bisa saya follow up. Sedangkan Eno yang mejanya di samping meja kerja saya, sedang bersih-bersih. Lagi asyik kerja, tiba-tiba muncul saja Bg Romi melaju kencang menuju toilet di ruangan kami sambil bilang, "Pagi Pak Riky."
Dalam fikiran saya, beliau datang ke Padang, mungkin akan pergi acara baralek Ifdhal, koordinator kurir kantor SAP Express Sub Cabang Solok. Apa yang saya fikirkan tersebut ternyata salah, setelah mendengar obrolan beliau selepas dari toilet.
Bg Romi ini merupakan staf SAP Express Sawahlunto. Ternyata beliau ke Padang dalam rangka menemani Ayah Mertua beliau yang akan di operasi pada Senin, 18 November 2019 di RSUP M. Jamil Padang. Ayah mertua beliau terkena kanker ganas yang menyerang setengah wajah beliau, sehingga salah satu mata beliau tidak tampak lagi dan kemungkinan akan diangkat.
Beliau ternyata sudah sejak Kamis, 14 November 2019 berada di Padang. Beliau memang ada ke kantor dan hendak menemui ku, namun sejak seminggu ini saya pukul 09.00 Wib sudah cabut langsung ke lapangan, karena rute padat, banyak invoice klien harus segera di antar. Baru, Sabtu ini kami bisa mengobrol.
Ku dapatkan informasi lainnya, beliau satu-satunya minantu dari Ayah mertuanya tersebut, karena istri Bg Romi anak satu-satunya dari Bapak tersebut. Mau tidak mau, Bg Romi lah tumpuan harapan dari Bapak tersebut. Istri bg Romi hingga Sabtu kemaren masih di Sawahlunto, dan sedang hamil besar pula ditemani 2 anak perempuannya. Sedangkan Ibu Mertua bg Romi, karena keterbatasan biaya masih tinggal di Bogor.
Singkat cerita, Alhamdulillah beliau banyak mendapatkan bantuan dari relawan-relawan lainnya. Kisah beliau, sebelumnya telah di posting Di Facebook oleh teman kurir lainnya di Sawahlunto yaitu Bg Doni. Dari hasil posting tersebut, Bg Romi di hubungi oleh beberapa orang dan diberikan bantuan dana untuk kelencaran proses pengobatan dari mertua beliau.
InsyaAllah biaya operasi di tanggung oleh BPJS Kesehatan, namun biaya transportasi dan penginapan tentu menjadi kendala bagi beliau. Untuk membawa mertuanya dari Bogor ke Padang, beliau terpaksa harus membayar mahal untuk transportasi. Dari bandara ke Sawahlunto saja beliau harus terpaksa menyewa satu mobil travel, karena Ayah mertua beliau kondisinya sudah sangat parah, luka yang diakibatkan kanker ganas tersebut telah mengeluarkan bau yang sangat menyengat.
Meskipun telah di lekatkan perban, namun perban tersebut hanya mampu menahan bau akibat luka tersebut tidak lama. Bg Romi harus sering menukar perban Ayah mertua beliau tersebut. Sejak Kamis, 14 November 2019 beliau terpaksa menginap di penginapan di seberang rumah sakit. Penginapan ini, terpaksa diambil karena tidak ada dunsanak di Padang. Alhamdulillah, penginapan ini dibayarkan oleh donatur.
Ayah mertuanya terpaksa harus sendiri di penginapan ini, karna tidak memungkinkan bg Romi untuk menginap bersama, karena bau yang menyengat. Namun beliau tetap 3 kali sehari datang ke penginapan untuk membantu Ayah mertua beliau.
Senin pagi, Bg Romi harus mengambil hasil labor Ayah mertuanya dan mengantarkan langsung ke dokter yang akan menangani operasi Ayah mertuanya. Kemungkinan senin siang ini, 18 November 2019 Ayah mertunya akan dioperasi. InsyaAllah, kami bersama teman-teman kantor juga akan menjenguk beliau langsung ke RSUP M. Jamil Padang.
Ada kisaran 1 Jam lebih kami ngobrol bertiga di ruangan, yang beliau sayangkan juga belum ada perhatian dari kepala cabang, dan info ini pun baru saya dapatkan langsung dari bg Romi. Padahal sudah banyak staf di kantor yang mengetahui bahwa bg Romi datang ke Padang sejak hari kamis, karena untuk membawa Ayah mertuanya yang sakit keras. Waduh...terasa kurang ada empatinya sesama karyawan di kantor.
InsyaAllah bg, Senin kami akan datang membesuk Ayah mertua abang di rumah sakit ya, sahutku pada beliau. Sempat juga ku tanya, apa abang udah sarapan pagi ini? Alhamdulillah udah pak Riky, kata beliau. Ingin rasanya ku memberikan sejumlah uang, namun pada saat itu, aku hanya membawa uang sebesar Rp. 30.000,- saja di saku. heehehe.
Setelah beliau pamit dari kami berdua, lalu kami kembali meneruskan pekerjaan, dan beberapa saat kemudian aku di traktir Eno untuk ngopi di PUSKUD dekat kantor.
Sabtu siang, kami bersama-sama dengan teman kantor lainnya pergi acara Baralek Ifdhal, leader kurir SAP Express Solok. Baraleknya di rumah orang tua Ifdhal di dekat UIN Imam Bonjol Lubuk Lintah Padang.
SAP Express Team @ Baralek Ifdhal dan Novita, Sabtu 16 November 2019 |
Pada pukul 13.30 Wib, kami semua kembali ke kantor SAP Express Padang untuk meneruskan pekerjaan hingga semua paket selesai diinput dan siap terbang.
Selepas ngantor, saya dan istri menuju rumah kami di Taruko Permai IV. Rumah sudah siap ditempati, karena masih tertahan di rumah orang tua ku, kami belum bisa pindah ke rumah kami sendiri. InsyaAllah dalam waktu dekat kami sudah bisa mandiri di rumah sendiri. Ya, hari ini bersih-bersih rumah dulu, dan rapikan rumah dan kebun yang sudah seminggu lebih tidak dikunjungi.
***
Komentar
Posting Komentar
Mohon kesediaannya untuk meninggalkan komentar untuk tulisan ini..
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)