Kamis, 20 Juni 2019
Pagi ini, saya kembali mengerjakan beberapa surat penawaran dan mengirimkannya via kurir. Penawaran ini sebenarnya sudah siap sebagian dari beberapa hari yang lalu, namun baru hari ini sempat untuk mengirimkannya.
Setelah mengerjakan penawaran, saya kembali searching perusahan-perusahaan yang bisa saya masukkan ke data prospek dan yang akan saya kirimkan penawaran awal. Alhamdulillah data prospek saya sudah habis, sudah menjadi klien, jadi saya harus mencari tambahan leads untuk menjadi calon prospek yang akan digarap, guna melengkapi target pencapaian penambahan klien untuk bulan Juni 2019 ini.
Saya punya planning setiap hari kerja Senin-Jumat harus bisa mengerjakan 5 penawaran. Selain visit dan maintenance, serta promosi online.
Alhamdulillah sebelum mengerjakan penawaran ini, ada seseorang yang langsung datang ke kantor langsung membawa motor yang akan dikirimkannya ke Tangerang. Memang sih, janji jam 8, karena saya telat ya beliau langsung titip motor dan uang pengiriman ke staf di kantor.
Beliau baru menanyakan seputar pengiriman motor senin sebelumnya, Rabu sore sudah mengabarkan akan kirim motor dan Kamis paginya langsung mengantarkan motornya ke kantor SAP Express Ulak Karang Padang.
Setelah urusan administrasi klien baru yang gabung pada hari Senin atau Selasa selesai, saya kemudian melakukan pembayaran listrik dan telpon rumah. Untuk pembayaran listrik saya lebih senang melalui internet banking bank Mandiri saja. Biasanya sih, pembayaran telpon rumah juga kayak gitu, namun karena keterbatasan saldo di rekening, terpaksa bayar telpon rumah di kantor Pos.
Oya, sedikit saya ceritakan tentang kantor POS.
POS Indonesia sebuah perusahaan raksasa yang nampaknya masih enak dalam tidur panjangnya. Entah kapan raksasa ini mulai bangkit. Mungkin menurut karyawan POS, mereka telah bangkit. Namun, menurut ku pribadi, mereka masih terlelap dalam mimpi indah yang tak berkesudahan.
Kalau mereka bangkit, JNT, JNE, TIKI atau pun SAP Express sendiri mungkin akan tergilas oleh mereka. Alhamdulillah juga, karena mereka masih tidur, kami perusahaan ekspedisi swasta bisa bangkit dan bertahan di industri pengiriman.
Pembayaran Telpon ku lakukan biasanya di Unit POS dekat jalan Aur Duri Indah, karena ini yang paling dekat ke rumah. Pukul 15.00 kurang sepuluh, ku sudah sampai di sana, namun kata pegawainya mereka telah tutup. Padahal ada dua orang yang datang setelahku juga melakukan pembayaran, ya kami di tolak.
Kalau tidak salah mereka bukannya tutup jam 15.00 Wib? Padahal ada potensi dana masuk ke POS, namun di tolak mentah-mentah..Ya sudah lah, mereka mungkin udh terlalu banyak uang masuk bagi perusahaan mereka mungkin.
Kami di swasta, jam berapa pun klien datang tetap di layani, meskipun pengirimannya mungkin tidak bisa pada hari itu. Ya, tahu, bahwa ada batasan waktu jam kerja. Coba bayangkan dalam waktu 10 menit saja ada yang melakukan pembayaran telpon 3 orang, dengan potensi uang masuk karena pembayaran Telpon contohnya, POS bisa dapat fee Rp. 7.500,- Jika seluruh unit POS yang jumlahnya 1000 misalkan dan masih mau melayani customer, tentu POS bisa menghasilkan pendapatan dari fee pembayaran Telpon sebesar Rp. 7.500.000,- hanya dalam waktu 10 menit saja. Nilai duit segitu, dalam jasa pengiriman itu sudah bisa total tagihan 2-5 klien se bulan lho. Ya, itu urusan mereka.
Lanjut, kata petugas POS di sana, "langsung saja ke kantor cabang utama pak, disana buka sampai jam 6 sore." Sebenarnya aku malas membayar di sana karena antrian panjang dan bayar karcis parkir pula. Bukannya pelit, jika ada yang lebih hemat ngapain harus pergi ke tempat yang membayar.
Ya, sudah lah, setidaknya cari inspirasi baru atau syukur-syukur dapat kenalan di sana. Langsung saja ku menuju kantor POS cabang utama.
Ternyata memang benar, aku dapat antrian panjang, ditambah ada pula ibu-ibu pegawai negeri yang datang setelahku tiba-tiba saja menyelip antrian. "Ah," biarlah kata ku dalam hati.
Sambil menunggu, ku amati disekililing kantor pos tersebut. Alhamdulilllah mereka ternyata masih banyak yang menggunakan jasa POS. Banyak yang antri untuk hanya sekedar mengantarkan kiriman. Padahal, masih banyak ekspedisi lainnya yang bersedia melakukan penjemputan dokumenpaket ke rumah atau ke kantor mereka. Cukup di telpon atau hanya di WA saja, akan datang kurir yang jemput kiriman, tidak perlu ke luar rumah atau kantor, gak perlu ngantri sekalipun.
Ya, bagaimana pun POS sudah lama ada dan tertancap kokoh dibenak masyarakat. Mereka juga sudah menjangkau ke seluruh pelosok Indonesia. Tarifnya pun ada yang lebih murah dan juga bisa cek resi di website mereka. Tentu juga masih ada yang loyal dengan POS.
Aku pun juga begitu, jika beli paket online. Jika ada mereka belum bekerjasama dengan SAP Express, mungkin saat itu mereka bekerjasama dengan POS dan beberapa ekspedisi lainnya, aku lebih memilih menggunakan layanan POS ketimbang ekspedisi lainnya. Meskipun harga mereka sama. Karena ku melihat, lebih baik membesarkan BUMN ketimbang swasta. Jika gak ada yang kerjasama dengan SAP atau pun POS, barulah ku menggunakan jasa ekspedisi swasta lainnya.
Setelah selesai di POS, aku langsung bergerak menuju kantor untuk absen sore, yang sebelumnya mampir ke satu klien mengantarkan invoice pengiriman mereka.
Di kantor pun pada sore hari biasanya kegiatanku cuma isi laporan dan pasang iklan online atau sekedar membantu menjawab keluhan atau permintaan klien.
Komentar
Posting Komentar
Mohon kesediaannya untuk meninggalkan komentar untuk tulisan ini..
(maaf untuk tidak menyertakan link aktif dan spam)