Langsung ke konten utama

Sudah Bantuin Orang, Kita yang di Kejar

Hari ini saya di telpon dari nomor telpon kantor wilayah Palembang. Sudah 5 tahun saya tidak pernah dapat telpon lagi dari nomor kantor ber kode 0711 ini. Tapi siang ini, panggilan telpon tersebut masuk, beberapa detik kemudian langsung saya angkat, saya juga sudah menduga palingan soal kartu kredit. 

Eh, ternyata memang benar. memang dari kanwil salah satu bank penerbit kartu kredit yang menghubungi nomor Hp saya siang tadi. Saya mengira ada masalah soal kartu kredit saya. ternyata saya salah.

Pegawai bank tersebut menanyakan seseorang, sontak saja saya menjawab, " maaf Bapak salah orang,"sahut saya langsung. " Oh, bukan pak, memang saya mencari Bapak Riky, untuk mengkonfirmasi mengenai orang yang saya tanya tadi. Di data history orang ini, bapak pernah membantu yang bersangkutan untuk membayarkan kartu kreditnya."

Saya langsung menjawab, "seingat saya, gak pernah deh, bayarin kartu kredit orang, cuma kartu kredit saya saja yang dibayar." Toh, lagian untuk apa saya bayar kartu kredit orang lain. Lanjut dia menimpali, "betul pak, kami mengira bapak ada hubungan dengan beliau, makanya kami menghubungi bapak." Saya langsung balas, " memangnya saya bantu ybs bayar tagihan kartu kreditnya kapan ya pak?" "Sebentar y pak," kata ybs di seberang telpon, sambil melihat data history pembayaran.

" Bapak pernah membayarkan kartu kredit beliau sebesar Rp. 50.000,- pada april 2014," katanya. "MasyaAllah udh lama ya pak, saya gak ingat pernah membantu beliau deh pak. " Beliau agak mengiba, " Coba mohon diingat lagi pak, manatahu Bapak ingat kembali," ybs sembari menyebutkan nama panjang orang yang di cari ini. 

"Oya Pak," lanjut saya. "Ini udh 5 tahun yang lalu lho ya, mana saya ingat pak, kok gak di cari sejak dulu. ngapain baru dicari sekarang." Dia bersikukuh pula, bahwa yang bersangkutan gak aktif nomornya dan susah di lacak baru-baru ini pula.

Saya juga hampir-hampir ingat kejadiannya, cuma masih samar-samar. Dia lanjut bicara, " ya sudah gak apa pak, jika bapak sudah ingat mohon dibantu infokan keberadaan orang ini dan laporkan ke kami ya pak." "Baik," kata saya langsung membalas. Dia minta maaf dan ucapkan terima kasih sambil menutup telpon.

Setelah diingat-ingat lagi, memang benar saya pernah membantu orang untuk bayar kartu kredit. Saat itu posisi saya sudah diluar dari salah satu kantor asuransi di Padang. Dia teman dari teman saya, bekerja di asuransi tersebut. Waktu itu, beliau terdesak harus bayar kartu kreditnya, minimum payment Rp. 50.000,- dan di rekening ybs, uang mungkin sedang kosong. Beliau memberikan uang cash sebesar Rp. 50.000,- lalu saya membayarkan kartu kreditnya. Sedang menulis postingan ini, saya baru ingat semuanya.

Tapi, sejak saat itu, saya hanya bertemu dengan orang ybs cuma sekali. Hingga saat ini, saya sudah tidak pernah berjumpa lagi dengan yang bersangkutan. Dan teman saya yang juga teman yang bersangkutan, sudah lama juga tidak berjumpa.

Analisa saya, kemungkinan ybs menunggak kartu kredit baru beberapa bulan ini...belum cukup setahun. Makanya, debt collector masih memburu yang bersangkutan sampai dapat. Ah, ini kejadian yang ketiga kalinya dalam hidup saya, saya membantu mereka, saya yang dikejar. 

Bukan soal hanya ditanya, konfirmasi atau di telpon terus seperti diteror. Ini sebenarnya juga mengganggu, menghabisin waktu dan terkadang bisa memancing kemarahan kita sendiri. 

Mungkin ke depan lebih baik menghindari membantu yang seperti ini. Membantu membayarkan kartu kredit orang, membantu nitip data sebagai rekan atau keluarga, menghindari orang pihak bank bertanya tentang seseorang di kantor kita, dan sebagainya. Ya...selain saya juga berusaha untuk tidak mengambil kredit apapun, cukuplah rumah sebagai kredit terbesar dan terlama yang saya lakukan, selanjutnya apa pun perlengkapan atau peralatan bayar cash saja. Jika belum ada duit ya, tahan dulu hasrat untuk memiliki barang tersebut.

Alhamdulillah juga kartu kredit yang saya miliki saat ini, beberapa waktu lagi akan berakhir. Dari 5 kartu, ini kartu terakhir yang tersisa, selebihnya sudah saya tutup dan patahkan. Ya...hindarilah dengan maksimal yang namanya kartu kredit, sebelum mereka merepotkan Anda dan orang lain disekitar anda.





 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te