Langsung ke konten utama

Postingan

Riset Keyword Untuk Sebuah Tulisan

Hari libur kali ini, dimanfaatkan dengan belajar riset keyword untuk bahan tulisan di blog. Blog yang telah saya bangun di monetize dengan google adsense dan beberapa affiliate. Setidaknya apa yang sudah dipelajari hari ini, dengan dituliskan di blog menjadi melekat dalam ingatan, dan siapa tahu juga bermanfaat bagi pengunjung setia blog personal Riky Perdana. Blog yang sudah terbangun banyak yang berisi artikel tentang apa pun alias gado-gado. Ke depan masing-masing blog tersebut akan difokuskan untuk niche tertentu. Blog ini, karena memang blog personal makanya akan selamanya tetap sebagai blog gado-gado. Tentunya, isinya masih seputar yang punya blog dong ya.. Mencari Keyword turunan dengan www.ubersuggest.io/  Web ini memberikan kemudahan bagi pengunjung yang mencari keyword turunan. Keyword turunan yang dimaksud yaitu keyword yang selama ini di searching oleh pengunjung di seacrh engine dengan tambahan kata yang melekat pada keyword utama. Misal keyword utama tentang

Promosi Produk di Blog Gratisan, Hasilnya?

Satu tahun yang lalu, ketika saya bertemu kembali dengan owner salah satu tour travel di kota Padang. Saya ditawari untuk membantu promosiin paket wisatanya, paket wisata tersebut ke Negara China. Segan rasanya menolak, saya mengiyakan. Akan saya usahakan, sahut saya ketika itu. Usaha di sektor travelling memang bukan bidang saya, cuma saya mengupayakan menceritakan ke banyak orang, manatahu akan ada yang bertanya dan bersedia langsung untuk menggunakan jasa perusahaan teman saya tersebut. Iseng-iseng bahan materi publikasi teman saya tersebut, saya edit dengan bahasa saya sendiri dan posting di salah satu blog saya yang khusus untuk menampilkan tulisan tentang bisnis. Waktu itu karena hanya iseng-iseng saja, yang saya tinggalkan pada bagian bawah tulisan tersebut hanya email. Hingga sekarang email itu tidak pernah lagi saya buka hingga satu jam sebelum tulisan ini saya posting. Ketika saya kembali membaca beberapa tulisan saya di blog bisnis tersebut, saya melihat alamat

Ada apa dengan Pelampiasan?

Sore ini aku mendapatkan sebuah kiriman WA dari salah seorang klien. Setelah membaca isi WA tersebut terasa marah dan sangat kesal sekali rasanya. Tapi, tak mungkin lah kekesalan itu aku kembalikan lagi pada klien tersebut. Pikir positifku timbul, mungkin beliau juga habis kena marah oleh customernya. Sekali lagi ku baca dengan jelas isi WA tersebut dan mencari akar masalahnya. Ya, Aku seorang sales. Seingatku belum pernah tanggungjawab pekerjaan yang ku lalaikan. Namun, klien ini merasa aku lari dari tanggung jawab. Tanggung jawab apa? Beliau ku akui pernah menghubungi ku kemaren dua kali, cuma gak terangkat, karena HP tinggal di kamar dan aku sibuk dengan pekerjaan membantu Ayah dan Ibu beres2 rumah. Mau, telpon balik pulsa pun gak sampai, setelah itu aku gak ingat lagi harus telpon balik. Baru sore ini, beliau kirimkan sms kembali untuk suruh baca WA di nomor HP yang satunya yang kebetulan mati total sejak pagi karena blm di cas. Selepas baru sampai di rumah, sehabis temani ibu

Pakar? Enggak Juga

Sudah lama tidak memposting tulisan di blog personal ini. Sangat rindu untuk selalu posting sebenarnya, tapi apalah daya, jiwa menginginkan namun raga belum mampu mewujudkannya. Entah apa bermanfaat atau tidak, yang jelas melepaskan unek2 penulis saja sudah syukur Alhamdulillah.  Malam ini ditengah terpaan angin yang kencang, menerbangkan daun-daun hingga berguguran satu persatu, sayup-sayup terdengar gerimis, seakan mengingatkan ku pada sesuatu...hehe lebay. Di saat hujan yang turun, melantunkan doa dalam hati, semoga doa terkabulkan. Doa untuk diri, keluarga, sahabat, klien serta umat islam seluruh dunia, dan yang terkhusus semoga tiada tercipta banjir yang mengenangi rumah di malam yang dingin ini. Aamiin. Memeriksa email kantor dilanjutkan memeriksa email pribadi yang rasanya sudah dua minggu tidak dibaca, manatahu ada suatu hal penting yang masuk pada email penulis. Penawaran-penawaran sebelumnya semoga ada yang terbalas, jika belum ada, berarti belum ada rezeki yang mamp

Harga Minimum Pelayanan Maksimal

Bergerak di salah satu industri memaksa kita mengenal kelebihan dan kelemahan dari industri tersebut. Terlebih bagi seorang yang berprofesi sebagai ujung tombak perusahaan. Selalu mencari jalan keluar terbaik, menggali ide dan cara bagaimana bisa mempertahankan bahkan menaikkan omset dari hari ke hari, sembari mempertahankan biaya yang serendah rendahnya, namun pelayanan maksimal. Dua hal yang sulit disinergikan begitulah di industri logistik. Dikutip dari wikipedia.com didapatkan misi dari industri logistik adalah mendapatkan barang yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, kondisi yang tepat, dengan biaya terjangkau, dengan tetap memberikan kontribusi profit bagi penyedia jasa logistik. Industri logistik, yang menjadi salah satu dari tiga bidang yang sedang dijalani saat ini, terkait perang harga masih sangat berpengaruh. Terutama di sektor farmasi dan alat berat. Titik kunci untuk menang dan leading dalam menggarap pasar pada sektor ini adalah soal harga

Kisah Seorang Kurir

Namaku Tardi. Ya, hanya Tardi. Bukan Tardi yang terkenal itu lho, seorang artis dan komikus dari perancis. Ada yang kenal? Rasanya tidak, walaupun ada mungkin hanya beberapa orang. Aku hanya orang biasa dan seorang kurir di perusahaan ekspedisi di kota Bengkoang. Begitulah orang tuaku menamaiku sejak 30 tahun yang lalu. Perawakan kurus, tinggi, lumayan tampan kata orang disekelilingku. Penghisap rokok juga. Ya, sebagai pergaulan saja. ***   Alarm di Hp berdetak kencang saat jarum halusnya menunjukkan pukul 04.00 pagi. Aku yang tidak bisa tidur jika ada suara berisik membuat tubuhku bergerak untuk segera bangun.  Saatnya bersih-bersih dan mengambil wudhu lalu melaksanakan sholat tahajjud, serta bersiap untuk sholat subuh berjamaah di mesjid.. Azan pun berkomandang, langsung ku langkahkan kaki menuju mesjid yang jaraknya tidak sampai lima menit berjalan kaki dari rumah.  Segera setelah itu, sarapan pagi, bersihkan motor dan bersiap menuju kantor. Pukul tujuh t

Amukan Positif Seorang Bule

Beberapa hari yang lalu, saya pergi ke sebuah daerah di pesisir pantai. Bukan untuk melihat bule berjemur, bukan melihat nelayan menangkap ikan, bukan melihat orang snorkling, atau pun berselancar. Tujuan ke sana juga bukan untuk liburan, namun untuk menunjukkan sebuah "kejantanan". Waduh bahasanya kian aneh saja. Yups, beberapa hari sebelumnya. Sebuah laporan masuk dari salah seorang staf di kantor, beliau mendapatkan "jatah" dari seseorang, bukan sebuah pembagian keuntungan, melainkan caci maki, marah, teriakan, hentakkan. Intinya, sebuah "amukan" dari seorang klien. Usut punya usut, ternyata beliau mendapatkan "rezeki" tersebut, akibat dari perbuatan yang tidak beliau kerjakan. Lho kok, sebuah amukan dibilang rezeki? bukan ketipan rezeki, itu "sial" namanya. Kata anak-anak zaman sekarang. Di pikiran saya dan atasan, setelah mendengar sebab musababnya memang klien ini salah memarahi orang. Dugaan kami waktu itu ternyata meles