Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

Warga Indonesia Juara Belanja Online Se Dunia

  Ada sebuah email yang masuk kepada saya. Pada email tersebut tertera sebuah link yang mengarahkan saya kepada sebuah situs dengan sebuah postingan yang berjudul "  Riset : Warga RI Juara Belanja Online Meski Internet Lambat. " Ternyata link postingan ini adalah situsnya CNN Indonesia.  Pada postingan, di sampaikan sebuah riset dari perusahaan marketing We Are Social yang berjudul "Digital 2021".    Pada kategori Membeli sesuatu secara online Indonesia menempati posisi pertama di Dunia, mengalahkan Inggris di posisi kedua dan Thailand di posisi ketiga serta Malaysia dan Jerman pada posisi keempat dan kelima.   Sementara untuk kualitas internet di Indonesia, negara tercinta ini berada di posisi 44 dari 46 negara yang di survei. Untuk kualitas internet Indonesia hanya 17,26 Mbps, itu pun juga masih di bawah Nigeria dengan 18,40 Mbps dan juga sangat jauh dari Malaysia dengan 25,60 Mbps.   Jika Indonesia nomor paling wahid untuk belanja online, dihubungan dengan pendap

Strategi Menjaga Tingkat RTS Klien COD Tetap Kecil

Persoalan bisnis online untuk jasa Cash On Delivery (COD) saat ini adalah paket return terlalu tinggi. Informasi dari beberapa Seller yang pindah dan saat ini menggunakan jasa SAP Express, yaitu di perusahaan kurir tetangga, tidak ada konfirmasi ke sipenerima by phone atau minimal WA. Kemudian ketika kurir sudah sampai di lokasi sipenerima dan didapatkan tidak ada orang di rumah, paket langsung return tanpa memberitahukan si pengirim. Ini terkadang yang membuat seller atau sipengirim kesal. Padahal paket banyak yang di tunggu oleh sipenerima. Namun tidak ada konfirmasi ke sipenerima apalagi ke sipengirim, sehingga bisa ditebak paket pasti langsung di return. Padahal Standard Operating Procedure (SOP) pengiriman paket COD adalah kurir harus menghubungi sipenerima dahulu dan memastikan yang bersangkutan ada di tempat atau jikalau pun tidak ada bisa di pastikan ada orang lain di tempat dan yang terpenting ada dana COD yang sudah di siapkan, sehingga pas kurir sudah di lokasi paket diserah

Gak Ada Istilah Luar Batas Antaran di Dunia Ekspedisi

Pada awal 2015 ketika cabang SAP Express Padang baru beroperasi, sangat banyak kiriman yang masuk ke dalam Sumatera Barat. Kiriman paket atau dokumen yang masuk tidak hanya untuk dalam kota-kota besar saja, seperti Padang, Bukittinggi, Payakumbuh atau Solok, akan tetapi sampai ke perbatasan SUMBAR-Bengkulu, SUMBAR-SUMUT, SUMBAR-JAMBI, dan SUMBAR-RIAU. Sementara waktu itu kurir SAP Express sangat terbatas jumlahnya. Berbagai cara kami lakukan agar dokumen/paket tersebut harus sampai tepat waktu. Tidak peduli walaupun mengeluarkan cost yang gede, asalkan paket/dokumen tersebut sampai sesuai Service Level Agreement (SLA) yang di sepakati SAP Express dengan Klien yang mengirim.  Jadi sebenarnya, alasan Luar Batas Antaran di dunia ekspedisi harusnya sudah tidak ada lagi. Apalagi alasan ini sampai ke tangan klien yang mengirimkan dokumen/paketnya kepada perusahaan ekspedisi. Klien yang mengirim tidak akan mau tau, seberapa jauhnya pengantaran paket/dokumen tersebut, yang jelas merek

Jasa Pengiriman yang Padat Karya

Saat ini di kota Padang, sudah banyak perusahaan atau jasa pengiriman yang berdiri. Untuk perusahaan jasa pengiriman skala nasional saja sudah JNE, TIKI, POS, SAP Express, JNT, LION Express, TKD Express, bahkan GOJEK dengan GOSEND nya juga sudah ada di Kota Padang di tahun 2017 ini. Kehadiran jasa pengiriman ini sangat membantu banyak hal terutama pendistribusian paket/dokumen. Bagaimana tidak, seperti GOJEK dengan GO SEND nya, bisa membantu distribusi usaha online di Kota Padang. Pesan pagi ini, palingan sejam lagi paket sudah sampai di tujuan. Jika menggunakan ekspedisi, kirim hari ini baru besok bisa sampai di tujuan, walau hanya dalam kota Padang saja.  Tentu fasilitas yang di tawarkan GO SEND ini bisa mengurangi omset dari perusahaan ekspedisi yang telah ada. Bagaimana pun inilah persaingan pasar. Mana yang cepat itulah yang di pakai pelanggan. Sama halnya dengan Angkot dan Ojek tradisional yang saat ini ada. Sebelum GOJEK hadir, mereka seakan aman dan memonopoli itu