Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Demo dan Luapan Hati

Hari ini Mahasiswa melakukan aksi demo di DPRD Prov. Sumbar, yang juga berdekatan dengan kantor saya. Sejurus saya mengingat saat masih kuliah dulu, juga pernah melakukan aksi demontrasi untuk menentang kebijakan pemerintah pada saat itu. Ada juga aksi untuk mengutuk Israel Laknatullah atas kebiadabannya kepada saudara-saudara saya di Palestina. Beragam memang tanggapan orang atas aksi ini. Bagi saya aksi ini sangat wajar, mahasiswa mulai bangkit atas ketidakadilan para pejabat negara. Membuat undang-undang seenak hati. Ya, tidak salah mahasiswa bergerak atas hati nurani mereka membela rakyat dan tidak sudi atas kebobrokan pengelola negara. Bagi saya, jika pemerintah dan DPR sesuai jalan dan pikirannya hanya untuk rakyat, tentu kebijakan dan undang-undang pasti diarahkan untuk memberikan keuntungan yang banyak bagi rakyat. Apabila rakyat sudah merasa tidak diuntungkan atas kebijakan dan undang-undang yang dibuat pastilah ada penolakan. Suara mahasiswa adalah suara rakyat.

Kalau Anda Mau Pilih Biru Atau Merah ?

Morpheus bilang, Neo, di hadapanmu ada 2 pilihan. Pil biru, hanya akan membuat mu tertidur. Dan ketika bangun kehidupan mu berjalan nyaman seperti biasanya. Pil merah, akan memberitahukan mu kebenarannya tidak ada yang ditutup-tutupi. Tidak ada lagi kehidupan yang aman dan nyaman, kenyataannya dunia diambang kehancuran dan tugas mu menyelamatkannya. Film the matrix Mengisahkan kehidupan manusia yang telah dikuasai mesin. Mereka terjebak didalam matrix, kehidupan yang serba nyaman tetapi penuh kepalsuan. Manusia benar-benar diambang kepunahan. Kalau anda adalah Neo. Apa pilihan anda? Memilih tidur dan ketika bangun anda menjalani kehidupan seperti biasa yang serba aman dan nyaman, tetapi itu bukan kenyataannya. Atau memilih pil merah dan menghadapi kenyataan. Meskipun pahit, mengandung resiko dan tantangan yang tak akan mudah. Butuh keberanian melakukannya. Namun ini satu-satu jalan kalau anda ingin kembali ke dunia nyata. Mereb

Jika Terbeli Paket Palsu

Waktu itu siapa sangka akan jadi begini!  Namanya Badu, seorang kurir SAP Express seperti biasa bertugas mengantarkan paket ke customer. Suatu ketika Badu mengantarkan sebuah paket online untuk seorang lelaki berusia kisaran 30-35 tahun. Badu dan SAP Express sebenarnya gak tahu apa isi paket, yang jelas SAP Express cabang tujuan melakukan jemput paket ke tempat online shop tersebut dalam keadaan tertutup rapat.  Apa pun perusahaan ekspedisi hanya tahu isi paket ketika sipengirim menyebutkan apa isi kotak di dalam paket tersebut. Jika isinya "macam-macam" yang bertentangan dengan hukum dan perundang-undangan Republik Indonesia, maka perusahaan ekspedisi bebas dari tuntutan apa pun.  Nah, kali ini seperti biasa Badu memberikan paket pada lelaki tersebut, kemudian lelaki ini memberikan sejumlah uang sesuai harga paket. Sistem seperti ini merupakan layanan khusus Cash On Delivery yang sangat di tonjolkan oleh SAP Express. Setelah uang sudah di terima oleh kurir, da