Langsung ke konten utama

Postingan

Akhirnya Dapat Jatah Giliran, Kartu Kredit ku di Bobol

Sudah banyak aku mendengar langsung dan tidak langsung tentang pembobolan kartu kredit. Sungguh, luar biasa dan canggihnya modus pembobolan kartu kredit tersebut. Sudah banyak juga penulis memberikan saran dan mengingatkan teman-teman penulis yang memiliki kartu kredit untuk berhati-hati dalam menggunakan kartu sakti tersebut. Uh..hari ini, giliran salah satu kartu kreditku yang di bobol. Kesal dan Sangat Marah.. Pukul 09.11, penulis menerima sms dari salah satu bank penerbit kartu kredit yang penulis gunakan. Isinya, ucapan terima kasih telah transaksi kartu kredit Bxxxxxx 42xx yyyy xxxx yyyy tgl 14/12/2014 sebesar USD X,00 di OVR*O.CO/OV*RST*CK.com bla..bla..Info Hub. 14005. Ya, ampun..kapan aku transaksinya. Rasanya penulis terakhir menggesek kartu tersebut bulan kemaren..Lho, kok ada transaksi? Sehubungan penulis sedang di luar rumah dan kartu kredit tersebut tinggal di rumah, makanya baru habis maghrib penulis bisa hubungi Call Center bank penerbit. Solusi yang di berikan

Rutinitas yang Sehat Setiap Tiga Bulan Sekali

Hari ini, yang ke beberapa kali aku melakukan donor darah. Ada yang berbeda kali ini. Niatnya untuk menolong adik teman yang di rawat di rumah sakit akibat kecelakaan dan butuh beberapa kantong darah. Sebenarnya harusnya kemaren, namun aku tidak bisa. Alhamdulillah, kemaren kebutuhan akan darahnya tercukupi.  Dikarenakan tidak ada lagi surat pengantar untuk PMI, maka dipastikan darahnya cukup untuk pasien, dan aku gak perlu donor lagi. Kepalang tanggung dan juga sudah waktunya donor ya, sekalian saja jadi pendonor sukarela. Ini baru pertama kali aku menjadi pendonor sukarela. Biasanya mendonor untuk menolong teman-teman yang membutuhkan saja.  Pada saat donor sebelumnya, aku bertemu dengan dua orang pendonor, satu pendonor sukarela dan satu pendonor untuk keluarganya. Dari cerita yang ku dapat dari pendonor sukarela tersebut, beliau sudah lama mendonorkan darah secara rutin. Seingat saya, ketika melihat kartu donornya sudah lebih dari 10 kali. Luar biasa, usia beliau masih 30

Investasiku Berbuah Manis..

Sudah lama, menelantarkan saham-saham ku di IPOT. Baru hari ini, hati tergerak untuk melihat lagi portfolio ku yang sudah ku utak-atik sejak maret 2013. Betapa terkejutnya aku, 3 emiten yang kupegang beberapa bulan lalu, naiknya signifikan, sampai 53 %. Inilah keuntungan terbesar yang pernah kualami. Sehubungan dengan sedang butuh duit, tarik saja lah dulu, sampai ketika harganya sudah mencapai titik terendah baru diangsur-angsur untuk memilikinya kembali. Memang gaya investasi ku di saham, memakai analisa fundamental, karena untuk jangka panjang. Seharusnya dibiarkan saja dulu. Bagusnya, kita mencicil tiap waktu untuk memiliki saham-saham yang bagus. Dengan begitu hasilnya jauh lebih maksimal.  Sedari dini,  kita harus melakukan investasi. Namun, sembari itu kita juga harus analisa tentang proteksi kita. Apakah jiwa dan kesehatan sudah kita asuransikan. Jika proteksi kita sudah memadai, maka investasi harus kita tingkatkan, baik melalui usaha riil, reksadana, saham, propert

Meragukan Keputusan Yang Telah di Pilih

Entah mengapa, aku merasa meragukan keputusan ku untuk stay di jalur asuransi . Habisnya sudah lewat sembilan bulan aku di sini belum menunjukkan sesuatu yang berarti. Ternyata pekerjaan di asuransi tidak semudah yang dibayangkan. Banyak hal yang mesti kita kerjakan. Waktu terasa terlalu singkat untuk melakukan semua tugas tersebut. Wajar saja, bila agen-agen yang telah sukses untuk memilih fokus di sini dan rela meninggalkan pekerjaan mereka yang dahulu. Toh, padahal pekerjaan mereka terdahulu juga banyak yang sangat luar biasa penghasilannya.Ya, itulah visi menolong banyak orang. Membuat mereka semua tegar dan bertahan di dunia asuransi ini. Malam ini, ku putar video sharing dari leader yang luar biasa di Prudential. Beliau berkisah tentang tanaman Aglonemanya yang beliau tanam.. Suatu saat dihari libur, beliau bermenung-menung di taman rumahnya. Ketika itu beliau memperhatikan 2 batang Aglonema beliau yang masih tersisa, dan ada sebuah pot besar didekat sana yang s