Langsung ke konten utama

Get or Die

Ya, begitulah. Get or Die. Beginilah kondisi persaingan sengit perusahaan ekspedisi di kota Padang. 

Setiap tahun selalu bermunculan perusahaan ekspedisi di kota bengkuang ini. Pada tahun 2015, muncul cabang penuh SAP Express, kemudian muncul pula BGR dan di susul JNT. Sementara pada tahun 2016 muncul pula NSS, dan pada tahun 2017 ini muncul juga Pro Ex dan Lion Parcel, mungkin juga sebentar lagi akan hadir pula Ninja Express.

Padahal kue yang direbutkan itu, segitu juga jumlahnya. Sehingga, jika tidak bisa direbut, maka perusahaan ekspedisi tidak akan pernah tumbuh bahkan tumbang sekalian. Mungkin kita saat ini hanya lebih banyak mengenal POS, JNE dan Tiki sebagai pemain lama, padahal juga ada KGP yang mendominasi "kue Pengiriman" di perkantoran dan juga Pandu. Maka, sebagai pemain baru tentu akan merebut klien dari ekspedisi yang mendominasi pada saat ini.

Jika kita tenggok JNT, mereka akan lebih merebut market JNE yang lebih dominan di online. Makanya, mereka berani bertaruh dengan mendirikan kantor cabang di setiap kota dan kabupaten se Sumatera Barat bahkan Indonesia. Dengan modalnya yang besar, tentu bisa mengambil market share JNE atau pun TIKI sedikit demi sedikit. Sementara, bagi perusahaan ekspedisi yang tidak kuat modalnya, tentu akan merebut tepian-tepian dari yang dinamakan "kue pengiriman" tersebut. Namun, perlu diingat, jika mereka tidak kencang mengenjot omset, maka bisa saja semua kantor cabangnya akan tutup satu persatu.

Ada perusahan ekspedisi yang mungkin tidak setenar JNT, TIKI atau bahkan JNE, namanya KGP. Penulis pun baru mengetahui nama KGP setelah berkecimpung di industri pengiriman selama satu tahun. Memang KGP lebih banyak menargetkan pengiriman paket/dokumen dari kantor-kantor. Setelah di hitung dengan perkiraan, mungkin orang akan beranggapan omsetnya kecil, namun setelah masuk ke market share KGP lumayan juga omset yang bisa di dapatkan.

Begitu juga dengan pos, perusahaan plat merah tersebut, kelihatannya masih adem ayem dan nyantai. Akan tetapi, sebenarnya mereka juga memiliki omset yang besar, karena semua perkantoran instansi pemerintah masih menggunakan pos, salah satunya kantor pajak dan leasing. Namun, mereka tidak akan bisa nyatai lagi. Apalagi di tahun 2017 ini semua perusahaan ekspedisi sudah memiliki sales di masing-masing perusahaan. Tentu apa pun akan mereka lakukan untuk mengenjot pertumbuhan omset perusahaan, termasuk menggarap pengiriman paket/dokumen kantor.

Sudah beberapa kali, penulis melihat ada beberapa penawaran yang masuk ke klien penulis dari perusahaan pesaing. Ada dua bahkan empat penawaran sekaligus dari perusahaan ekspedisi yang berbeda. Termasuk JNE dan TIKI, mereka pun tidak akan pernah bisa nyantai. Jika mereka terlena dengan kondisi adem mereka saat ini, sebentar lagi market share mereka pun bisa di rebut oleh perusahaan ekspedisi lainnya.

Begitulah, kerasnya persaingan di perusahaan ekspedisi. Jika mau hidup maka harus rebut klien perusahaan ekspedisi lainnya, dengan menjual keahlian, pengalaman, kelebihan lainnya, serta harga yang tentunya jauh lebih irit. Sebaliknya, jika tidak bisa merebut bahkan mempertahankan yang telah ada, maka mau tidak mau, bisa di pastikan perusahaan ekspedisi tersebut bisa mati.

Tahukah Sobat, semua ekspedisi pendatang baru belum tentu memiliki modal yang besar. Sebenarnya pun, modal yang besar tidak menjadi hal yang utama. Minimal butuh modal tiga lapis untuk mempertahankan eksistensi sebuah perusahaan ekspedisi. Namun, SDM yang tersedia pun juga harus sesuai dengan posisinya masing-masing di perusahaan. Tak kalah penting lagi, SDM tersebut harus sangat amanah, karena perusahaan ekspedisi sangat rentan kebobolan di proses keuangan.

Meskipun dana terbatas, jika bisa memanfaatkan jaringan yang ada atau membuat jaringan yang sangat baik dan cepat, maka InsyaAllah perusahaan tersebut bisa tetap eksis bahkan sangat bertumbuh. Hati-hati, ini saja juga belum cukup lho. Di sisi penjualan juga harus kencang, harus sangat agresif. Ketika penjualan sangat kencang, maka akan bisa menutup kerugian cabang ketika saat mengembangkan jaringan. Tak tertutup kemungkinan juga perusahaan bisa untung cepat dan stabil, tanpa mengabaikan ekspansi ke semua daerah.

Sama dengan SAP Express Padang saat ini, awal tahun 2015 saat mula bercokol di Padang hanya dengan 10 orang karyawan saja. Dan pada tahun 2017 ini, jumlah karyawan sudah mencapai 49 orang, dengan keuntungan perbulan bisa lebih dari 20 % dari modal, dan omset pun juga sudah mencapai hitungan miliar pertahun dengan satu tambahan cabang dan dua sub cabang.

Ya, begitulah...Jika tidak agresif dan tidak mau merebut market share pesaing, maka tidak akan bisa tumbuh atau malah tumbang sama sekali. Mana yang di pilih? saya yakin 100 %, anda tentu juga tidak ingin "mati" bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te