Langsung ke konten utama

Ada apa dengan Pelampiasan?

Sore ini aku mendapatkan sebuah kiriman WA dari salah seorang klien. Setelah membaca isi WA tersebut terasa marah dan sangat kesal sekali rasanya. Tapi, tak mungkin lah kekesalan itu aku kembalikan lagi pada klien tersebut. Pikir positifku timbul, mungkin beliau juga habis kena marah oleh customernya. Sekali lagi ku baca dengan jelas isi WA tersebut dan mencari akar masalahnya.

Ya, Aku seorang sales. Seingatku belum pernah tanggungjawab pekerjaan yang ku lalaikan. Namun, klien ini merasa aku lari dari tanggung jawab. Tanggung jawab apa? Beliau ku akui pernah menghubungi ku kemaren dua kali, cuma gak terangkat, karena HP tinggal di kamar dan aku sibuk dengan pekerjaan membantu Ayah dan Ibu beres2 rumah. Mau, telpon balik pulsa pun gak sampai, setelah itu aku gak ingat lagi harus telpon balik. Baru sore ini, beliau kirimkan sms kembali untuk suruh baca WA di nomor HP yang satunya yang kebetulan mati total sejak pagi karena blm di cas. Selepas baru sampai di rumah, sehabis temani ibu berbelanja, barulah ku coba cas dan hidupkan Hp tersebut. Dari sanalah sms dan isi WA beliau ku baca. 

Persoalan ternyata kiriman yang belum sampai ke tangan customer klien tersebut. Klien ini sangat baik sebenarnya, semua pengiriman online beliau upayakan semuanya untuk di arahkan ke jasa pengiriman kami, yang biasanya dengan JNE dan Pos, beliau arahkan ke SAP Express.

Sebenarnya beliau sudah konfirmasi sebelumnya apa mungkin paket ini sampai ke tujuan sebelum lebaran. Aku jawab, dari segi estimasi waktu, InsyaAllah sampai buk. Cuma tiada yang pasti di jasa pengiriman ya buk, rencana sudah kita tentukan, tapi rencana Allah yang lebih pasti. Bagaimana pun saya hanya bisa kirimkan secepatnya dari Padang dan monitor kiriman Ibuk. 

Alhamdulillah, kirimannya sesuai estimasi waktu. Namun, lantaran diperusahaan kami hari Minggu libur, sehingga tidak ada pengantaran. Customer beliau marah2 minggu pagi, pelampiasannya ke saya minggu siang, karena tidak terangkat dilampiaskan Senin Siang jadinya..hehehe. Cuma paketnya Senin pagi telah diterima oleh customer beliau.

Sebenarnya yang ingin ku katakan pada tulisan ini adalah semua kegiatan usaha pasti ada resikonya, bisa dimarahi customer, rugi atau pun yang lainnya. Cuma bagaimana kita menyikapi dengan hal yang positif dan jangan cepat berburuk sangka pada orang lain. Terkait bisnis online juga seperti itu, disatu sisi kita ingin meyakinkan ke customer bahwa layanan kita bagus, namun di satu sisi lainnya, kita juga bergantung pada orang lain, seperti suplier dan jasa pengiriman. Hal yang juga sama, jasa pengiriman juga bergantung pada SDM dan Jasa transportasi lainnya. Jadi ada kesaling ketergantungan satu sama lain.

Wajar, jika customer cemas. Si pembeli tidak tahu alamat lengkap si penjual, orangnya gimana dan sebagainya. Sementara dia sudah keluarkan uang untuk pembelian paketnya. Namun, customer juga harus mengerti bahwa antara jarak dan waktu hanya bisa diestimasi tidak bisa di pastikan. Ya, tentunya perusahaan jasa pengiriman tidak mungkin melalaikan tanggungjawab pengantaran. 

Begitu juga dengan sales, mana ada sales yang ingin kliennya bangkrut. Sales juga manusia, ada waktu bekerja dan ada waktu untuk istirahat, ada juga waktu untuk keluarga. Meskipun begitu sales juga harus siap sedia untuk dihubungi 24 jam. Dan juga rela menjadi tempat pelampiasan marah kliennya..



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te