Langsung ke konten utama

Ini dia Penyebabnya..

Hari ini terjadi diskusi yang luar biasa di Group  WA alumni Organisasi kampus ku dahulu, mengenai Riba. Ya, Entah siapa yang memulai diskusi duluan. Namun, ada satu hal yang membuat ini kurang elegan adalah menjelek-jelekan. Nah, ini yang tidak ku sukai. Bolehlah kita berdiskusi suatu hal yang sesuai substantif, tapi tolong bagi yang tidak ada data dan fakta atau pun tidak mempunyai pemahanan tentang sesuatu mohon untuk tidak bicara asal-asalan. 

Asyiknya, semua saling mengingatkan satu sama lain, iya..kita pun telah sepakat. Namun, apa hendak dikata semua telah terlanjur dan ketika kita mengetahui akan suatu hal, adalah baiknya jika hal tersebut di sampaikan pada banyak orang bukan? 

Teringat akan suatu hal, ini ternyata penyebabnya. Ya, ilmu ini kudapat pada saat dahulu kerja di bank konvensional. Parah memang. entah mengapa seolah tak mau kalah dengan yang lain banyak produk yang berkaitan riba ku pakai. Seperti kartu kredit. Pinjaman lain ada sih, saat pembelian sepeda motor ketika pertama kali ku kerja. Waktu itu, aku sangat butuh sepeda motor untuk bekerja, jika beli cash, belum lah sampai uang disaat itu. Alhamdulillah semua telah usai, tinggal dua lagi yang belum, yaitu kartu kredit dan saham. 

Saat ini aku masih pegang beberapa saham leasing dan bank. Ya, itu perusahaan berkaitan erat dengan riba. Ya, senin esok, perusahaan itu akan ku lepas, meskipun rugi 40 persen. Biarlah, aku yakin Allah Swt. akan memberikan ganti yang terbaik. Ya, InsyaAllah senin esok semua perusahaan yang sahamnya ku pegang yang kegiatan bisnisnya berkaitan dengan riba, akan ku lepas. Berapa dana yang tersisa akan ku beli saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index.

Kedua adalah kartu kredit. Meskipun banyak kemudahan dalam transaksi, ini bunganya minta ampun. Ya, awalnya karena mentang kalah dengan yang lain, apply kartu kredit pun ku lakukan. Saat ini aku masih pegang 5 kartu. InsyaAllah tahun ini akan ku tutup semua. Apa pun yang terjadi, tahun depan tak akan satu pun kartu kredit yang akan ku pegang. 

Ya, mungkin ini perkara yang menyebabkan seluruh rencanaku dan target tidak berjalan baik. Mungkin juga, doa tidak terkabul lantaran aku masih berlimang riba. Ya, alhamdulillah karena teman-teman yang baik saling mengingatkan. Untung juga aku tidak pernah menawari asuransi konvensional pada klien ku, ada gharar, maysir dan riba di sana. Semua polis ku dan keluarga beserta klienku syariah semua. Oya, ada asuransi tradisional ku satu yang masih ada, minggu depan akan ku tutup. 

Ke depan aku akan berjalan sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya. Aku akan bertahan dari nafsu belanja, jika mampu beli, jika tidak ya..tahan dulu. 

Terima kasih ku haturkan pada semua sahabat, banyak hikmah yang terjadi dari setiap kejadian atau peristiwa yang singgah. Menjadi sebuah pembelajaran berharga. Ya, aku masih memperbaiki dan memantaskan diri. Semoga langkahku di mudahkan..begitu juga dengan teman-teman semua. Aamiin.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Cek Kiriman Standar Express untuk Penerimanya di Padang

Saya sering kali mendapatkan telpon dari sipenerima paket Standard Express untuk penerima dalam Sumatera Barat . Tidak hanya ke nomor pribadi saya, ke kantor SAP Express yang beralamat di jl. Jhoni Anwar No. Q 8 Ulak Karang Padang juga begitu, terlebih ke nomor telpon kantor 0751-446508. Setiap kali sipenerima bilang standard express, CS SAP Express langsung bilang saja, maaf salah sambung, Ini kantor SAP Express.  Ada juga yang ngotot dan menghubungi saya kembali dari nomor telpon yang berbeda. Lalu, saya jawab lagi, maaf Bu, sudah saya sampaikan bahwa kami bukan Standard Express, tetapi kami adalah SAP Express (Satria Antaran Prima). Kalau yang Ibu tanyakan tadi, mohon maaf saya tidak mengetahui. Memang benar, saya belum pernah mendengar apa itu ekspedisi Standard Express, apalagi untuk posisi kantornya di Padang saya belum pernah lihat.  Kemungkinan mereka baru menggunakan vendor lokal atau nebeng kirim paket melalui ekspedisi lainnya. Saking sering kena telpon seperti itu, saya

Pengalaman Pertama Ganti Regulator Gas

Sudah tiga hari kami tidak bisa masak di rumah. Kompor gas di rumah tidak bisa menyala. Ketika tabung gas yang habis kami ganti, pas mau pasang tabung yang baru, selalu ada bunyi sssssssts.... Ini pertama saya mengalami hal seperti ini, biasanya pas pasang pertama keluar bunyi seperti itu, dibuka dan coba lagi pasang gak ada bunyi untuk yang kedua. Namun kali ini, sudah berkali-kali di coba tetap saja keluar bunyi mendesis dan tercium aroma gas di dapur. Regulator yang kami gunakan sejak awal pasang kompor gas di rumah bermerek Star Cam seperti gambar di atas. Produk ini sangat bagus dan gampang pasangnya, namun untuk tabung gas yang berisi 3 kilo. Ketika tabungnya bentuk pegangannya tidak sesuai ukuran lekukannya atau mungkin penyok, maka agak sulit memasang regulator tersebut yang sesuai presisi. Sehingga, saya sering meluruskan dulu gagang tabung gas, dengan memukul dengan palu atau batu. Ketika regulator gak lurus pasangnya, sering terdengar suara mendesis...issst dan tercium b

Pengalaman Perdana Ikut Gurah Kesehatan

Tadi malam saya pertama kali mengikuti gurah kesehatan. Informasi tentang apa itu gurah dan manfaatnya sebenarnya sudah sejak se bulan yang lalu, info ini diberitahukan oleh Arif serta Ayahnya pada ku. Namun, karena sehubungan dengan bulan puasa, makanya kegiatan gurah ditiadakan pada saat itu, dan habis lebaran diadakan kembali. Kegiatan gurah kesehatan ini aku ikuti di Miftahussyifa, sebuah pondok pengobatan alternatif. Mulai dari pengobatan bio energy, totok wajah, gurah dan steam mata, gurah kesehatan serta bekam tersedia di sana, begitu juga dengan obat-obatan herbal yang di racik sendiri oleh Yayasan Miftahussyifa Bengkulu. Ketika saya bertanya ke salah satu terapisnya, yayasan Miftahusyifa ini sudah ada cabang se Sumatera dan Jawa, dan pusatnya di Bengkulu. Untuk di Padang saja stafnya kurang lebih 10 orang dengan keahlian yang berbeda-beda.  Untuk berobat pun di sini tidak ada dipungut biaya, namun hanya disediakan kotak sedekah, kita tinggal isi kotak sedekah te